Kadang Dunia Ini Memang Sialan
Cerpensatugoresanpena.blogspot.com |
Kadang dunia ini memang sialan. Di antara berjuta gadis kenapa
harus kamu yang kucintai? Aku mengutuk sepenuh hatiku. Aku membenci sekaligus
menikmati perasaan ini. Perlu kamu tahu, kamu adalah cinta pertamaku. Dan
sialnya kamu sudah punya suami. Jika cupid atau dewa amor itu benar-benar ada,
kenapa dia membuatku cinta pada perempuan yang sudah bersuami? Tidakkah itu
hanya konspirasi jahat untuk menghancurkan hati?
Kenapa pula kamu muncul di depan mataku? Siapa yang menyuruhmu
datang membawakan makanan untukku? Bukankah kamu bisa menolak ketika di suruh
Ibuku untuk itu? Atau jangan-jangan kamu ini memang perempuan genit yang pandai
menghancurkan hati lelaki. Aku tidak ingin berkata seperti itu, tapi separuh
hatiku seakan mengiyakan, separuh lagi berkata cinta tidak pilih pandang.
Begitu saja muncul, seperti kamu begitu saja muncul di depan mataku.
Di saat sepi, tanpa bisa kukendalikan, senyummu muncul begitu saja
lantas menghilang ditelan kepahitan. Bayangan-bayangan kebahagiaan lalu muncul
lagi, seakan aku bisa memelukmu, lalu menciummu dengan begitu halus, sehalus
makhluk halus yang tak terlihat, iya kamu memang tidak terlihat lagi sekarang.
Ah!
Aku bukanlah tipe perebut istri orang, tapi jika kamu memberikan
kode seolah kamu memperbolehkan aku mendekatimu, apalagi di saat aku dimabuk
cinta. Apa yang bisa kuperbuat? Aku rela memberikan apa-apa yang kamu inginkan,
bahkan keperjakaanku saja aku rela berikan untukmu, asal kamu balas cintaku.
Nasibku ini seperti Rahwana yang mencintai Shinta. Jika kamu tahu,
tidak ada cinta semenakjupkan cintanya Rahwana. Rama? Cintanya hanya seujung
kuku cintanya Rahwana pada Shinta.
“Bagaimana dengan cintamu?” Tanyamu di suatu senja yang hujan.
“Cintaku padamu?”
“Iya.”
“Mungkin aku ini reinkarnasinya Rahwana, yang hanya bisa mencintai
satu perempuan saja dalam hidupnya.”
“Menurutmu apa sejarah akan terulang?”
“Itu tergantung kamu.”
“Jadi kamu akan menculikku?”
“Tidak.”
“Kalau begitu itu tergantung kamu.”
“Tapi kalau kamu mau diculik, aku mau.”
Dan kamu hanya tertawa kecil, manis sekali. Boleh aku cicipi?
***
“Katakan apa yang kamu lakukan pada Istriku?” Desis suamimu padaku.
Aku belum menceritakan kenapa tiba-tiba suamimu menculikku. Ini
lucu sekali. Aku menculikmu lalu suamimu menculikku. Saat itu aku sedang di
kantorku, tiba-tiba suamimu yang polisi itu mencidukku bersama dua temannya. Aku
di bawa ke ruang interogasi. Jika kamu melihat, lucu sekali wajahnya, merah dan
melihatku dengan tatapan seakan jijik kepadaku.
Dan aku? Aku benar-benar bersikap biasa saja, semestinya aku biasanya,
cool.
“Heh jawab brengsek!” Bentaknya.
“Dia sudah kembali padamu kan? Tanyakan ke dia.”
“Jawab bajingan!”
“Memangnya kenapa? Kamu akan jijik pada istrimu kalau sudah
kuapa-apakan?”
“Sialan!!!”
Dia memukuliku bersama teman-temannya. Sampai aku hampir mati. Entah
apa yang terjadi, aku siuman sudah di ruang rumah sakit. Orangtuaku bilang aku
sudah seminggu koma. Bersamaan dengan aku sadar, aku hanya mengingatmu. Bagaimana
keadaanmu? Apakah dia memukulimu? Seharusnya aku tidak mengatakan semua itu
pada suamimu.
Sebelum aku pingsan. Dia sempat memaksaku berbicara akan
pertanyaannya. Aku jelaskan. Bahwa dia pecinta yang gagal. Aku yakin kamu sudah
menjelaskan apa yang kita lakukan. Duduk mengobrol tentang betapa kamu
mencintai suamimu, meskipun dia begitu. Kamu hanya mencari romantis dariku. Tapi
hatimu untuknya. Kamu hanya sedikit lelah dengannya, kamu ingin sejenak
mengenang bagaimana perlakuan manisnya dulu padamu. Tapi seseorang yang sudah dimakan api cemburu seperti suamimu mana mau percaya begitu saja.
Aku bilang, bahwa dia adalah pecinta yang gagal. Dia hanya siap
memiliki tanpa siap kehilangan. Seseorang yang siap memiliki harusnya siap
kehilangan dulu. Dengan begitu, dia tidak akan menyia-nyiakan cinta.
Inet Bean, 13-08-2017
6 komentar
Tulis komentarKeren banget!!!
ReplyTerasa sekali menulisnya benar-benar lepas.
Suka!!!😍😍
Suka paragraf akhir
ReplyMakasih, Mba Sabrina... hehe
ReplyAku juga, Mbak Wie...
Replykerennn....
ReplyMakasih Bang Ian
Reply-Terima kasih telah berkunjung di blog ini. Silahkan tinggalkan kritik, saran untuk perkembangan.