Catatan Skripsweet Inet (ACC Judul)
Kisahku
Proses skripsi itu identik dengan berbagai halangan, ujian dan
cobaan yang menerpa. Kadang ditanya udah punya judul atau belum saja sudah
membuat mahasiswa akhir sensitif. Gak percaya? Coba deh praktekkan. Kalau terjadi
sesuatu hal yang tidak menyenangkan, aku tidak tanggung jawab ya.
Akupun tidak lepas dari ujian yang menimpaku saat mau
mengajukan judul skripsi ke wali dosen. Bayangkan? Aku melihat teman-teman
seangkatanku sudah pada seminar proposal dengan bangganya, sedangkan aku mau
menemui waldos saja susahnya masyaAllah.
Iri? Iyelah, siapa juga yang kagak ngiri? Seakan mereka bilang,
“Dadah Inet, duluan yaa, yang sabar nunggu bisa ketemu waldos.” Dan ketawa
jahat. Iiih, sebal sekali.
Aku sempat terkaget-kaget sih, loh loh, tuh anak-anak kok
tiba-tiba udah pada seminar aja sih? Jadi aku pun berkeyakinan secepatnya harus
menyusul, tidak boleh tidak!
Tapi? Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Susah
sekali mau ketemu sama waldos. Pertama aku WA, waldos lagi di rumah sakit, gak
bisa ditemui, minggu depannya waldos udah masuk kata temanku, tapi aku yang
lagi sibuk ada acara, jadi aku WA waldos minggu depannya lagi, dan tahukah?
Ternyata bedrest di rumah sakit lagi, ah ya Tuhan Yang
Maha Esa. Waldos malah bilang gini, “Saya lagi di rumah sakit lagi Mba, kalau
mau ke sini gapapa, di Semarang.”
Ah! Bagai tertusuk sembilu aku. Lalu kubalas dengan nada yang
semanis mungkin, sabar mah aku orangnya. Kupikir waldosnya lagi sensi. Ya sudahlah.
Saat kau berharap... bertemu waldosmu, lagi-lagi gagal, ya sudahlah....
hohoho...
Seminggu kemudian, aku denger dari temen, kalau waldos sudah
masuk lagi, jadi saat itu juga aku WA waldos, buat apalagi selain mau ketemuan?
Balasnya gak bisa katanya, bisanya besoknya, itupun di
kelasnya mengajar ketemunya, baiklah tidak apa-apa, asal masih di kampus, gak
di rumah sakit apalagi di Semarang.
Tadi pagi kutemui waldos, jiah, kaget aku, ketemu-ketemu
perutnya udah besar, hamil keknya, kurasa memang hamil, pantesan bedrest
di rumah sakit. Aku mah mahasiwa yang tidak hobi perwalian, jadi ya kaget
tiba-tiba ketemu waldos udah hamil besar aja, wkwkwk. Kapan mulai hamil sih?
Agak dagdigdug sih ngajuin judul, sebab kudengar dari cerita temanku
ngajuin disuruh bolak-balik tiga kali dulu, baru di-ACC. Nah ini aku baru satu
kali ini. Pasrah dah.
Kusalami waldos, lalu kuserahkan proposalnya, lalu beliau
nyuruh aku buat dibelikan spidol boardmarker dua. Setelah kujelaskan sedikit
soal istilah di judul yang ternyata belum diketahui waldos, lalu aku langsung
meluncur beli spidol. Tentu saja dengan uang beliau, hehehe.
Setelah beli, segera aku menemui waldos yang sedang duduk,
sementara mahasiswa semester satu sedang asik mengerjakan entah, tidak
kuperhatikan. Kalau mereka memperhatikanku? Terserah, aku gak peduli.
“Begini Mba, untuk LBM tidak ada masalah, overall saya
pikir kamu sudah tahu alurnya, nalar kamu sudah jalan, dan tinggal ini
pengaturan tulisan aja.” Lalu waldos menunjukkan cara untuk mengecek pengaturannya. Saya
mah angguk-angguk aja.
“Jadi sudah bawa surat buat ACC? Ini langsung saya ACC aja.”
Ah, tidak terkira senangnya, duh, seperti melayang, speechless.
“Eh, belum bawa Bu.” Jawabku, kan kupikir belum mau di ACC,
kata temenku harus ketemu tiga kali dulu, ini benar-benar di luar dugaan. Ya
Tuhan Yang Maha Esa, terimakasih.
“Kamu print dulu aja, ntar ke sini lagi ya?”
Kujawab dengan senyum sumpringah, segera ngeprint suratnya,
dan kuserahkan, lalu ditandatangani sudah. Aaaaah, hatiku senang sekali hari
ini. Pokoknya lagi mau senang, kamu jangan ganggu kesenangan aku!
7 komentar
Tulis komentarTetap semangat ya, Inet. Semoga semuanya lancar :)
ReplyAsiiiikkkk udah di ACC, welcome to the next level
ReplyAamiin, makasih bunda :)
ReplyYes yes I am ready..... Yeach
ReplyWkwkwkwk
Alhamdulillah 😊😊
ReplySelamat datang di dunia skripsweet inet.. Semoga lancar ya...
Replysemangat menyelesaikan skripsi na , skripsi itu permen nano-nano. nikmati aja mbak :)
Reply-Terima kasih telah berkunjung di blog ini. Silahkan tinggalkan kritik, saran untuk perkembangan.