Layla-Majnun
Artikelhttp://tamanbacarindang.blogspot.co.id/2014/08/jual-novel-layla-majnun-syaikh-nizami.html |
Siapapun yang membaca kisahnya
akan larut dalam getaran cinta mereka, ikut meratap saat Majnun alias Qays
merintih merindukan dahaga cinta, dan merasakan penderitaan Layla ketika
permata bening jatuh dari matanya yang hitam laksana keindahan mata rusa.
Tuh kan, saya saja jadi puitis
banget begini, membaca kisah Layla Majnun tidak cukup sekali, rasanya walau
berkali-kali akan tetap terasa indah dan tidak membosankan. Keindahan gaya
bahasanya begitu sampai pada hati.
Kisah Layla-Majnun di angkat dari
kisah nyata dari kisah cinta Qays al Mulawwah, ia hidup pada masa Daulah
Amawiyah (Bani Umayyah). Menurut riwayat, Qays meninggal sekitar tahun 65 H
atau 68 H, membawa cinta yang membara. Ketika meninggal, ia hanya sendiri,
kesepian dan terpencil.
Lalu kisah Qays, si Majnun yang
terkenal karena keindahan gubahan syairnya. Diceritakan dari mulut ke mulut
dalam bentuk syair, maka dari itu terdapat berbagai versi. Hingga pada tahun
1188 Syaikh Nizami menghimpun dan menuliskan kisah tersebut.
Duhai betapa dunia akan bermuram durja
Bila engkau tidak pernah
Berkunjung ke rumah seorang kekasih
Dan tidak memiliki seorang kekasih
Untuk menghiburmu
Demikian syair pembuka kisah Layla-Majnun
Diceritakan, Qays dan Majnun
adalah buah hati dari dua kabilah termasyhur. Sehingga mereka di sekolahkan di
sekolah yang berkualitas. Pertama kali mereka bertemu, cinta segera hadir di
antara keduanya. Jiwa mereka bergetar. Api asmara segera berkobar dalam dada.
Namun jalinan cinta mereka
mendapat banyak onak dan duri. Selalu saja dunia tidak berpihak pada sepasang
pecinta itu. Cinta mereka dianggap aib karena berbenturan dengan adat, hingga
Layla dikurung di dalam rumahnya.
Qays dirundung kerinduan yang
mendalam tak kuasa menahan gejolak cintanya. Ia menjadi liar, seperti orang
gila, berlari ke gurun hingga gunung tanpa alas kaki dan pakaian copang-camping
sembari meneriakkan nama Layla, sesekali ia bersyair. Begitulah ihwal Qays
dipanggil Majnun. Gila. Meskipun sejatinya ia tidak gila, ia menderita karena
cinta.
Para pecinta, jadi, tunggu apa lagi? Baca kisah ini, dan
tenggelamlah dalam cinta suci yang jernih bagai permata di kedalaman laut yang
murni.
Sepenggal syair Majnun
“Kesengsaraan ini milikku
Kesedihan telah menyatu dalam jiwaku
Kenangan tentang bibir yang begitu manis
Telah membelenggu lidahku untuk mengungkapkan pesonanya
Saat sayap cintaku terluka dan tidak dapat terbang
Burung indah memesona yang telah lama aku cari datang di hadapanku
Sesungguhnya, engkau merangkai pesona bidadari
Dan apalah artinya diriku?
Aku tidak mengetahui apapun selain bayangmu
Tanpa engkau aku tiada.
Khayalan telah menyatukan ita berdua
Kita melebur menjadi satu
Menyatu dalam ketetapan cinta.
Kita adalah dua tubuh dengan hati yang satu dan jiwa yang sama
Dua lilin dengan satu nyala api murni, semurni surga
Dari bentuk-bentuk yang sama
Digabung menjadi satu
Dua titik menjadi satu
Tiap jiwa mendukung satu sama lain.”8 Februari 2017
-Terima kasih telah berkunjung di blog ini. Silahkan tinggalkan kritik, saran untuk perkembangan.