Nirwana dalam Malam
Puisi
Malam menghapus nestapa menjadi nirwana
Selimut magis senantiasa bertengger di tiap-tiap sudut
Hitam tak menghianati definisi materinya
Tangga tertinggi ada pada ketiadaan warna
Selimut magis senantiasa bertengger di tiap-tiap sudut
Hitam tak menghianati definisi materinya
Tangga tertinggi ada pada ketiadaan warna
Jika bianglala hanya fatamorgana
Malam tak pernah sekedar membayang
Segala kemunafikan tenggelam seketika
Ketika sang malam menjemput
Bukankah malam dan bulan selalu menjadi perpaduan hebat?
Bulanku, sudah kau sampaikan segala resah hatiku?
Aku masih menunggu, senantiasa menunggu
Harapku dia juga menunggu
Menunggu yang tak sempat sampai pada secuil rindu
Entah dia tengah di sisi yang mana
Aku masih menunggu, senantiasa menunggu
Harapku dia juga menunggu
Menunggu yang tak sempat sampai pada secuil rindu
Entah dia tengah di sisi yang mana
Adakah yang lebih memesona saat dua jiwa saling menunggu?
Tiada saling bersua ataupun menyapa
Hanya di kedalaman hati merengek kepada-Nya
6 komentar
Tulis komentarbahasanya tinggi mba, jujur, butuh sepersekian detik hingga merasuk kedalam jiwa,.
Replyhhe,.
maklum, bahasa absurd hehe...
Replymakasih sudah mampir mas Jundi..
Puisinya bait2 awal terkesan "seram", di akhir2 jd ada manis2nya gtu. Hehe
ReplyKan manis di akhir lebih berkesan dari pada pahit di akhir mba... hehe
Replysalahsatu pusisi kesukaan ku, mengingatkan ku pada satu nama, awal kita bertemu dan berbincang.. :)
ReplyBagus. Lanjutkan ^^
Reply-Terima kasih telah berkunjung di blog ini. Silahkan tinggalkan kritik, saran untuk perkembangan.