Aku Benci Akhir Cerita
Cerpen
Kenapa cinta serumit ini. Aku mencintaimu dan kau mencintaiku.
Tapi saat kita sama-sama tau kenapa jarak kita justru melebar. Jangan mengandaikan
kita sebagai punguk merindukan bulan. Lagi pula sekarang ke bulan bukanlah hal
yang mustahil ketika si punguk bekerja keras mengumpulkan uang untuk berlibur
ke bulan.
Embun terakhir yang mencapai moksa hingga terbang ke
angkasa. Sebagai saksi akan esensinya yang meletup keluar dari bibirmu. Sementara
aku hanya bisa diam membisu. Padahal di dalam hati aku menyumpahi diriku. Sudahlah
untuk apa menyesali masa lalu. Toh aku tidak punya Doraemon yang dapat
mengantarkanku ke masa lalu dengan mesin waktu.
Aku tak kuasa menghitung detik yang lambat berpacu dalam
ruang hatiku. Yang kurasakan sudah terlalu lama kita diam membisu. Terkalahkan oleh
ego. Tentu semua ini bukan hanya salahku. Karena kau pun kini menghilang tak
kujangkau. Dan kuakui pula akan rindu. Ah bolehkah marah pada waktu yang
terlalu pelan merangkak. Ingin kudatangakan siput sang Turbo agar sang waktu
tertular berambisi mengalahkan jarak yang semakin terasa jauh.
Bukankah cinta seharusnya sederhana? Tapi kenapa cinta kita
serumit ini. Aku merindukan saat kita duduk bersama diantara fajar dan pagi. Menatap
embun yang badannya kian menipis. Hingga membuat dedaun kering ditinggalkannya.
Seperti hatiku yang kini terasa kering karena kau tinggalkan. Benarkah aku sudah
kau tinggalkan?
Tapi kita tak memandang cinta dengan sederhana. Aku pernah
mencoba membaca pikiranmu, tapi tidak bisa. Tidak semudah membaca pikiran orang
lain. Barangkali itu yang membuatku kesal dengan diriku sendiri. Aku terlalu malu
untuk mengakuinya bahwa kau memang istimewa bagiku.
“gimana akhir ceritanya?” Ray, sahabatku sejak sekolah
menengah mengejutkanku dalam lamunan ini.
“Gue gak tahu,” jawabku tak bersemangat.
“Loh, kok gak tau Ar?”
“Sengaja, males aja
nonton akhirnya?”
“Kenapa? Akhir ceritanya itu…”
“Stop…, gak usah cerita,” ucapku sebelum Ray menceritakan
akhir cerita film rekomendasi dia untukku.
“Kenapa sih?” Intonasi Ray kecewa.
“Pokoknya gue gak mau nonton akhir ceritanya, gue benci akhir
cerita,”
“Duh, dasar baper!” ejek Ray dengan nada menggoda.
“Bodo’,”
“Gue tau, lo lagi kangen si Raka kan?” Ray kembali
menggodaku. Ah iya, aku memang melamunkan Raka.
“Sotoy…” ucapku cuek.
“Ah, gue udah hapal deh mimik wajah Aruna kalo lagi rindu,
tuh muka lo merah gitu saat gue sebut nama Raka,”
“Tauk ah!” Aku melenggang kabur sebelum Ray semakin
menjadi-jadi membullyku. Lagian dia tahu aja kalau aku sedang menyendiri di tempat
ini, tempat antara aku dan Raka pernah duduk bersama.
Sejak kapan aku tidak terlalu penasaran akhir dari suatu
cerita. Perasaan aku orangnya gak tahan dengan rasa penasaran. Terlebih pada
film atau pun novel. Barangkali benar yang dikatakan Ray, aku sedang baper. Adakah
obat baper selain kau tiba-tiba ada di hadapanku?
Raka, karenamu aku benci akhir cerita. Mungkin aku tidak mau
kita berakhir seperti ini. Seharusnya ada masa di mana kita bahagia. Tidak terjebak
dalam situasi yang aneh seperti ini. Aku akan belajar untuk lebih
menyederhanakan cinta. Walau itu akan memakan waktu yang lama. Semoga kelak
cerita cinta kita tiada kata akhir
Aku benci akhir cerita. Karena aku berharap ini bukanlah
akhir cerita kita. Seperti cerita ini yang tidak akan ada akhirnya. Cerita
tiada akhir.
Kalau penasaran cerita sebelumnya baca gih Esensi Embun.
Khikmah Al-Maula
5 April 2016
#OneDayOnePost
13 komentar
Tulis komentarAkhir cerita novel selalu buat sedih karena harus berhenti membaca. Jangan sampai merasakan akhir kisah cinta ayunda. Haha
ReplyDont hate.. :)
Replybiarlah akhir cerita tetap jadi rahasia inet, yg penting bagaimana kamu mempertahankan cinta... ^__^
Reply#ngomong opo aku, hehe...
kata om Kasino "gile lu Ndro" ... :)
ReplyIneeet...gak semua kisah berending sedih kok...hehe
ReplyDiksinya bagus
Replyaku yg baper ineeeet
ReplyBisa merasakan... aku bisa... hehe. Keren inet...
ReplyBisa merasakan... aku bisa... hehe. Keren inet...
ReplyInett... lupain raka. Ama ray aja. Eh. Hehehe
ReplyBagus mbak inet.... , namun dengan sebuah akhir kisah maka kita akan belajar tuk membuka kisah baru... #ngomong opo aq iki...hehehe
ReplyMakasih sudah berkenan mampir semua... ^^
ReplyAku menikmati setiap kata-kata yang kau tulis Net. Keren.
Reply-Terima kasih telah berkunjung di blog ini. Silahkan tinggalkan kritik, saran untuk perkembangan.