Charge Semangat
Artikelgambaran amatir dengan tangan sendiri |
Pernahkah merasa beban hidup ini
begitu berat hingga hampir menyentuh jurang keputus asaan? Mungkin hampir
sebagian besar manusia pernah merasa seperti itu. Entah ketika masih sekolah,
kuliah hingga bekerja. Masalah yang dihadapi begitu kompleks dan tentunya berbeda-beda.
Bagi yang masih sekolah, mungkin cobaan terberat mereka
sewaktu akan mengikuti ujian nasional. Berbagai daya dan upaya dilakukan untuk
menyukseskan ujian nasional. Mulai dari jam belajar tambahan sampai menggelar
doa bersama. Bahkan ada anak yang merasa tidak siap UN, dia nekat bunuh diri. Duh
dek, hanya karena UN saja sampai begitunya. Maka dari itu dibutuhkan hembusan
angin kasih sayang yang bermelodi spiritual untuk menanggulangi hal-hal semacam
itu.
Sementara yang sudah kuliah seperti saya. Cobaan seringkali
menimpa, yaitu ketika para dosen kompak menganugerahkan tugas-tugas yang belum
tentu berperi kemanusiaan. Karena umumnya manusia butuh tidur normalnya tujuh
jam dalam sehari. Tetapi gara-gara banyaknya tugas, jam tidur berkurang menjadi
3-4 jam saja dalam sehari. Sedangkan bagi mahasiswa semester akhir, skripsi menjadi momok
tersendiri ketika ditanya sudah sampai bab berapa. Boro-boro nulis bab, judul
aja belum di-ACC. Dan sebagai penyegar dahaga jiwa, dianjurkan meminum seteguk
demi seteguk air kesabaran dalam memikul cobaan-cobaan itu.
Sedangkan bagi yang sudah bekerja. Cobaan tidak luput
mengikuti. Misalnya ketika dimarahi atasan karena laporan kurang tepat
dimatanya, padahal dikerjakan dengan menyediakan tujuh gelas kopi hitam dan
merasakan panjangnya malam. Ternyata berakhir pada sebuah luapan emosi dari
atasan. Mau marah segan, tidak marah membuat hati dongkol. Suasana seperti itu
dapat dilumerkan dengan pancaran sinar-Nya yang senantiasa menunjukkan pada
jalan yang indah
Apa yang seharusnya dilakukan agar energi negatif dapat
diganti menjadi energi positif? Sabar dan Sholat. Sabar memang tidak ada
batasnya, karena jika sabar ada batasnya maka tidak akan ada kata sabar. Batas-batas
hanya kiasan ketika emosi yang terkumpul tidak dapat dikendalikan lagi, hingga
meluap-luap. Itu terjadi karena tidak dapat memanage emosi menjadi hal yang
lebih elegan.
Untuk meluapkan emosi, luapkan dengan Ibadah. Dalam rangka
pencarian kita terhadap pancaran cahaya-Nya. Jika kita merasa semangat kita
kian terkikis dan kemudian melemah, serta jiwa diselimuti oleh kegelapan. Maka berlindunglah
di bawah naungan pancaran sinar-Nya.
Cahaya itulah yang dapat mengembalikan semangat kita. Kekuatan
semangat ibarat baterai handphone. Ada kalanya kuat dan ada kalanya melemah. Jadi ketika lowbet, maka perlu dicharge kembali untuk
menghidupkan handphone itu, dan dapat digunakan dengan baik seperti semula.
Khikmah Al-Maula
28 April 2016
#OneDayOnePost
7 komentar
Tulis komentarsering seperti itu inet
Replykadang di marahi boss
ambil saja sisi positifnya dan terus memeprbaiki diri
Jago gambar to km net aku mau dong digambar 😀😀
ReplySemangat terus net semoga ilmu yang kita upayakan banyak bermanfaat 😊😊
Yup... ayo dicharge semangatnya
ReplySemangat, sabar dan berdoa.
ReplyInet gambar ilustrasinya keren.
ReplyDesainkan cerbungku donk.
Berbakat jd penulis komik jg kamu Net
Inettt... Super sekaliii...
ReplySy juga mau digambar dong.. He..
ReplyTulisan yang menginspirasi.. Mksih
-Terima kasih telah berkunjung di blog ini. Silahkan tinggalkan kritik, saran untuk perkembangan.