Blue Rose (Lemping 4)
Cerpen
Baru saja mau mengistirahatkan mata. Suara di luar tenda
bising sekali, mereka bersahutan teriakan. ‘Itu ada apa sih?’ Rutukku. Ternyata
di sebelahku ada Bang Haris yang tengah mengeluarkan bahan mentah makanan yang
akan dimasak.
“Itu ada apa sih Bang?” Tanyaku sambil mengerjap-kerjapkan
mata.
“Yuk keluar, ada yang istimewa….” Jawabnya.
Tanpa menunggu jawaban dariku, Bang Haris menarik tanganku
hingga aku sempurna duduk yang sebelumnya berbaring.
“Oke oke, aku keluar.”
Kukira di puncak gunung itu sepi, sunyi dan senyap. Tempat yang
pas untuk menyendiri, merenungi akan karya-Nya yang sungguh indah. Ternyata,
ini malah seperti di pasar malam. Rame banget sumpah. Tenda-tenda sudah
terbangun berjejeran. Kulihat Bang Fandi dan Pak Parto berdiri menghadap ke
timur. Aku dan Bang Haris menghampiri mereka.
“Satu….” Ucap Pak Parto.
“Dua….” Lanjut Bang Fandi.
“Tiga!” Sahut Bang Haris.
Dan “Wow, amazing….” Baru kali ini aku menyaksikan yang
seperti itu. Melihat bagaimana mentari menggeser malam dengan cahaya
keemasannya. Membiaskan kehangatannya pada awan-awan yang berlugulung bagai
ombak. Kawan, aku melihat awan ada di bawahku. Inikah rasanya di atas awan? Ya,
aku kini di atas awan, bukan sekedar kiasan, tapi ini adalah kenyataan.
Kulihat pendaki-pendaki lain asik berselfie ria. Selfie khas
pendaki, mereka menuliskan pesan tertentu di kertas HVS. Lalu berfoto sambil
memegang kertas itu. Kelompok kecil kamipun tak ketinggalan untuk mengabadikan
moment indah ini.
Setelah puas berselfie ria kami kembali ke tenda. Memasak untuk
sarapan pagi. Tetapi hanya aku dan Bang Fandi saja yang memasak. Bang Haris
tadi bilangnya mau menjelajahi tenda-tenda lain, siapa tahu bertemu teman lama.
Sementara itu Pak Parto memilih untuk duduk takjim tak jauh dari tenda kami. Bilangnya
sih mau bertafakkur alam.
Jangan dibayangkan peralatan memasaknya seperti di rumah. Alatnya
serba minimalis deh pokoknya, tabung gasnya aja seukuran pilox, coba bayangkan
kalau yang dibawa tabung gas 3 kilogram? Udah keberatan di gasnya doang.
“Blue Rose….” Ucap Bang Fandi. Tumben banget dia manggil aku
dengan nama penuh.
“Ya Bang?” Sahutku.
“Lihat, itu ada mawar biru,” ujarnya sambil menunjuk mawar
berwarna biru.
“Wow, iya, keren banget. Kok bisa sih, itu beneran mawar
biru?” Tanyaku seraya mendekati mawar biru yang hanya di samping tenda kami.
“Kamu suka?”
“Iya, boleh kupetik?”
“Jangan….”
“Kenapa Bang?”
“Jangan pernah mengambil apa pun dari gunung kecuali foto,
Rose. Dan jangan pernah meninggalkan sesuatu di gunung kecuali jejak,” jelas
Bang Fandi.
“Begitu…, iya Bang. Mawar biru ini indah dan seger banget,
walau namaku Blue Rose, tapi baru kali ini aku melihat langsung mawar biru,” Ucapku
masih dengan menatap mawar biru.
“Ntar deh tunggu momen spesial, Abang bakalan ngasih kamu
mawar biru,” sahutnya.
“Momen spesial?” selidikku.
“Eh, apa ya? Lupakan deh,”
“Yaudah….”
“Tunggu aja di wisudamu nanti,” ucap Bang Fandi, seraya
senyum misterius.
***
“Rose….” Panggilan Mama membuyarkan lamunanku. Kenapa aku jadi
melamun sih, aku kah harus menghadiri wisudaku.
“Iya Ma, kenapa?” sahutku pada Mama yang sudah di pintu
kamarku.
“Ayo sarapan, kemudian langsung ke kampusmu. Kamu gak lupa
kan kalau hari ini wisudamu?” Tanya Mama.
“Gak lupa lah Ma, yaudah Mama duluan ke meja makan, bentar
lagi aku nyusul….” Jawabku sambil memandang bayangan wajahku di cermin.
To be Continued...
Inet Bean
5 Mei 2016
#LanjutanCerbung
#OneDayOnePost
13 komentar
Tulis komentarJadi ingin melihat sunrise dan sunset
ReplySemakin pengen mendaki #mewek
ReplyRose mengharapkan Bang Fandi memberinya mawar biru.. ahay ayolah datang Bang... hehehe
bang Fandi suka sama blue rose
Replyaku jangan dibiarkan sendirian di gunung lho..
ReplyMau mawar birunya
ReplyMau mawar birunya
ReplyDan jangan membunuh sesuatu kecuali waktu... Yuhuuu...
Replywaahhh tebakanku bener.. jangan-jangan aku berbakat jadi dukun..#loh???hahaha bukan taman deng ya?
ReplyTenang pak Prapto, ntar Na temanin. hehehe.. pengen mendaki lagi.
ReplyBlue rose...
ReplySi rose suka ama bang Fandi... hmm
ReplyAda beneran itu mawar biru? Mauuuu...
Replyhaha, enggak Pak...
Reply-Terima kasih telah berkunjung di blog ini. Silahkan tinggalkan kritik, saran untuk perkembangan.