Blue Rose (lemping 5)
Cerpen
Sebagai wisudawan kampus terbaik di Ibu Kota, ada rasa
berdesir di hati ketika memasuki Balairung yang sudah ramai wisudawan.
Mereka tampak senyum sumpringah, senyum hasil menggapai skripsi yang
berkali-kali revisi. Tak ada wajah-wajah murung, mungkin di sini hanya aku saja
yang tampak sesekali murung, entah kenapa aku masih mengharapkan Bang Fandi
datang di wisudaku, aku kan adik sahabatnya sendiri. Harusnya dia datang dong,
gak harus datang juga sih, aduh ini gimana sih, betul-betul rumit pergolakan
batinku.
Bang Haris tadi ditanya juga gak memuaskan jawabannya. Iya enggak,
tidak pun meragukan. Justru aku dipanas-panasi katanya Bang Fandi berpartner
dengan wanita cantik dan cerdas. Bilangnya aku disuruh hati-hati. Resek banget
tuh Abang satu. Oh ya, aku juga punya adik laki-laki, biasa kupanggil Juna. Dia kini kelas 3 SMA, Juna orangnya pendiam, hobinya baca novel dan
komik, segala genre dia lahap, tapi dia cenderung menggandungi genre
detektif-detektif gitu. Nah, berkat hobinya aku jadi ketularan suka baca novel, tentu saja minjem dia.
Sepanjang acara aku tidak bisa fokus. Jasadku memang di
sini, tapi sukmaku entah melang-lang buana kemana. Sial, sepertinya aku kemakan
omongannya Bang Haris. Kalau gara-gara wanita partner kerja Bang Fandi, dia
sampai berpaling dariku, sungguh keterlaluan. Walaupun belum ada hubungan
apa-apa sih antara aku dan Bang Fandi.
Bang Fandi adalah sahabat Bang Haris sejak masuk pertama
kali kuliah. Terkadang persamaan nasib bisa membuat seseorang saling dekat, nah
itulah yang dialami keduanya. Kedekatan mereka berawal dari nasib telat masuk
kelas di perkuliahan pertama. Kebetulan dosennya super disiplin, jadi keduanya
tidak diijinkan masuk. Nah, karena itu mereka tidak dapat kelompok dalam
pengerjaan tugas makalah. Akhirnya mereka hanya berdua saja, sedangkan yang
lain per kelompok empat orang. Sejak itulah mereka mengikrarkan akan
bersama-sama terus, kuliah bersama, skripsi bersama, wisuda bersama, kerja bersama,
benar-benar so sweet.
Kalau perkenalanku dengan Bang Fandi berawal dari hal yang
menyebalkan bagiku. Tidak usah diceritakan deh, aku malu. Jadi cukup tahu aja
aku kenal Bang Fandi sejak dia pertama
kali main ke rumahku.
Oke, hingga acara wisuda selesai aku tidak menemukan
tanda-tanda kehadiran Bang Fandi. Jadi dia benar-benar tidak datang di
wisudaku? Bahkan dia tidak mengucapkan selamat wisuda kepadaku lewat BBM, WA
ataupun SMS.
Apa jangan-jangan selama ini aku hanya baper? Atau Bang Fandi
hanya menganggapku adik? Duh, gini banget sih nasib hubungan tanpa status. Cintaku
bertepuk sebelah tangan deh, tapi apa benar aku cinta sama Bang Fandi? Jadi
absurd gini sih pikiranku.
Selesai acara kucari wajah-wajah keluargaku. Ah dapat, itu
ada Mama, Ayah, Bang Haris dan Juna di sudut Balairung. Mereka mengenakan
pakaian dengan motif sepadan. Jadi mudah saja kukenali. Kuhampiri mereka dengan
wajah seceria mungkin. Memang seharusnya senyum bahagia yang terukir.
“Selamat Rose, Ayah bangga padamu,” Sambut Ayah seraya
memelukku erat. Beliau adalah ayah terbaik di dunia ini bagiku. Sungguh Ayah
yang benar-benar berperan sebagai Ayah. Pribadinya hangat dan supel, namun bisa
juga menjadi polisi yang tegas sekali saat mengintrogasi pencuri.
“Selamat sayang,” ucap Mama menimpali, kemudian memelukku,
tentu saja setelah aku melepaskan pelukanku terhadap Ayah, kalau tidak kami
sudah seperti Teletubis yang sukanya berpelukan. Bang Haris dan Juna juga
mengucapkan selamat dan tentu saja berpelukan ringan.
“Selamat atas wisudanya Blue Rose….” Ucap seseorang
dibelakangku. Dari suaranya sih seperti suaranya Bang Fandi. Atau aku hanya
berhalusinasi saja?
Kuputar tubuhku 180 derajat. “Bang Fandi….” Hei, ternyata
ini nyata.
To be Continued…
Inet Bean
6 Mei 2016
#LanjutanCerbung
#OneDayOnePost
7 komentar
Tulis komentarAsyiik..akhirnya datang juga. Apa dengan mawar biru ditangannya? Tolong dicek mba itu bunga asli atau palsu.😄😉
ReplyHoreee, datang juga bsng fandi, ikit senyum senyum sendiri..xixixi
ReplyEhm, yg berharap... hehe
ReplyAkhirnya datang juga, tapi perasaanku tidak enak..
ReplySenang sekali yg ditunggu akhirnys datang
Replyaku hanya bisa menarik dan menghembuskan nafas panjang...
ReplyDitunggu kelanjutannya. Apakah Bang Fandi membalas cinta . kita simak
Reply-Terima kasih telah berkunjung di blog ini. Silahkan tinggalkan kritik, saran untuk perkembangan.