Blue Rose
Cerpen
“Begitu
banyak kebencian di dunia ini
Namun masih ada cinta di dalam hati.
Walaupun sang pecinta telah mati
Dan juga kekasihnya
Kisah cinta mereka abadi”
Selesai juga baca nih novel, penutup yang lumayan indah. Aku
yakin penulisnya pecinta film Bollywood sejati, sampai arti kutipan lagu India itu
dijadikan ending novelnya.
Kisah cinta yang romantis haruskah berujung pada bunuh diri?
Tapi yang sudah-sudah memang begitu. Ketika dua hati saling terpaut, maka mereka
harus tetap bersama, hidup ataupun mati. Barangkali hal itu hanya ada pada
dongeng saja, aku tidak akan mati konyol karena cinta. Cinta terlalu istimewa
jika harus dikubur bersama mayat-mayat perintih.
“Heh, jangan ngalamun Neng, ntar kesambet jin baper loh,” suara
seseorang yang sudah kuhafal banget mengagetkanku seraya memorak-porandakan
rambutku.
“Apaan sih, emang ada gitu? Jin baper?” Tanyaku mencibir.
“Ada dong, tadi lagi bengong, hahaha…,” Balasnya dengan
tertawa puas.
“Sialan, awas kamu Bang,” umpatku pada Abang semata wayang
yang super duper ngeselin. Tiada hari tanpa menganiyayaku (baca: mengusiliku),
dan justru itu yang membuatnya jadi Abang terbaik sekaligus terjahat (baca:
terusil) seantero rumah ini.
“Hahaha… ampun nenek lampir…. Btw, tadi begongin apa hayo?”
Ucap mulut ceplas-ceplosnya.
“Dih, aku tuh Putri Salju tauk. Bengongin novel ini nih….”
Jelasku dengan senyum dimanis-maniskan sambil kedip-kedip.
“Jangan kayak gitu sama Abang deh, enek liatnya.” Hinanya
padaku, dasar! Abang durhaka pada Adik sendiri.
“Hina aja terus adikmu yang cantik dan manis ini, Bang.”
Ujarku dengan intonasi ratapan anak tiri.
“Pede banget sih kamu. Ohya, dapet salam dari Fandi, Rose….”
“Cuma salam, Bang?” Responku lirih.
“Dia juga bilang, mungkin gak bisa datang di acara wisudamu
besok, maklumlah ada proyek baru yang menuntut dia menghabiskan waktunya untuk
itu.” Bang Haris menjelaskan.
“Walaupun satu detik aja gak bisa?”
“Entahlah, Adek Abang jangan sedih gitu dong, kan masih ada
Abang.” Hiburnya padaku.
“Terus mawar birunya?” Refleks aku bicara.
Kening Bang Haris berkerut, seolah tengah berpikir keras, “Mawar
biru apa? Itu arti namamu kan? Blue Rose yang berarti mawar biru.”
“Udahlah lupakan, aku mau tidur.” Ucapku disertai melenggang
pergi dari ruang keluarga.
“Maafkan aku, Rose.” Samar suara Bang Haris kudengar. Minta maaf
untuk apa? Aku tidak sempat bertanya kepadanya, ego kakiku terlanjur tidak mau
berhenti.
Kurebahkan tubuhku. Menatap langit-langit kamar. Terlihat dua
cicak yang berkejaran, begitu bebas dan menikmati waktu, mungkinkah mereka
punya beban hidup? Atau bebas, tak ada pekerjaan yang menunggunya di pagi hari,
malamnya tak disibukkan sisa-sisa pekerjaan di sore hari. Akankah aku diperbudak
kapitalis? Besok wisudaku, dan mungkin aku harus bekerja setelah itu, atau
menikah?
Perasaan-perasaan aneh muncul di kepalaku. Mereka berjejalan
menunggu antrian untuk direnungkan. Lalu giliran mawar biru ingin dipikirkan. Tapi
aku harus memikirkan apa? Yang kutahu aku sangat kecewa. Harusnya dia tidak
perlu memberi harapan yang berlebihan padaku jika akhirnya seperti ini. Membawaku
ke bukit yang tinggi, lalu tega sekali mendorongku ke jurang tak berdasar.
Setetes butiran bening membumbung di sudut mataku. Lalu terjatuh
ke bantal putih. Kenapa aku harus menangis? Besok seharusnya menjadi hari
bahagiaku. Aku tidak boleh merusaknya dengan perasaan yang tidak jelas ini. Aku
mengatur nafas, mendinginkan hati, menutup mata untuk mengubur rasa perih dan
menggantinya dengan impian maha besarku.
To be continued…
Inet Bean
2 Mei 2016
#TantanganCerbung
#OneDayOnePost
19 komentar
Tulis komentarini salah satu yg bikin Inet istimewa. hehehe...
Replysemoga sukses !!
ini salah satu yg bikin Inet istimewa. hehehe...
Replysemoga sukses !!
Menanti kelanjutannya ayunda
ReplySetuju sama abangnya. Si adik jangan alay. Hahaha
ReplyOke... Penasaran kelanjutannya net...
ReplyAh..Sudahlah, Saya hanya bisa ngacungin 2 jempol. Kerennya pakai Bangeeet.
ReplyCeritanya keren dech blue rose
ReplyCeritanya keren dech blue rose
ReplyPecinta Bollywood ya mba?
ReplyKeren bgt Net... you're the best dah
ReplyKeren bgt Net... you're the best dah
ReplyPenasaran...
ReplyApa kira2 impian maha besar si blue rose ya...???
Ditunggu lanjutannya Mr Bean,
Eh salah, Inet Bean 😜 #Lari...
Keren
ReplyPenasaran
*menebak-nebak kelanjutannya.. :)
ReplyRose, nama yg indah. Jadi ingat film klasik Taichi Master.
ReplyBaru baca, idenya lho keren.., awalnya tk kira bukan cerita, hehe
ReplyDitunggu lanjutannya..
Makasih menyempatkan mampir ^^
ReplyYang pertama baru mampir nih. Blue Rose? Judulnya aja menarik...apalagi ceritanya...hehe
Replynamanya unik, Blue Rose. kenalin aku white Rose..#ehh..:D
Reply-Terima kasih telah berkunjung di blog ini. Silahkan tinggalkan kritik, saran untuk perkembangan.