Ayo Jebloskan Ide ke Penjara
Artikel
Burung liar yang ditangkap pemburu akan dimasukkan ke dalam sangkar. Tidak akan dibiarkan terbang bebas. Kecuali sudah jinak.
Bahkan burung yang sudah terbiasa di sangkar jika dilepaskan belum tentu menjadi sangat jinak hingga melewatkan situasi di mana dia bisa terbang menembus awan dengan kepak sayap yang telah kaku.
Walaupun kalimat pembuka adalah burung. Tapi tulisan ini gak membahas tentang jenis burung-burungan. Jadi jangan tanya yang kubicarakan tadi burung apa. Mana kutau. Nama burung yang kutau itu hanya tiga.
Burung kutilang, yang kata guru TK ku bunyinya trilili lili lililili. Sebenarnya aku kurang percaya dengan burung yang bunyinya seperti itu. Tapi demi guru TK ku aku mengalah. Percaya saja deh.
Selanjutnya burung Garuda. Kalo burung garuda aku tau karena patungnya selalu nangkring depan kelas. Terakhir burung ayam, sebenarnya agak janggal sih yang terakhir. Untuk melengkapi saja, karena banyak orang bilang tiga kali itu lebih afdhol.
Kenapa jadi melebar ke burung sih. Yang pasti itulah burung yang kutau. Lebih jelasnya kalau tertarik pada dunia perburungan jangan tanya sama aku. Karena pengetahuanku tentang burung cuma itu.
Oke stop tentang burung. Aku kan akan membahas ide.
"Sebelumnya apa coba kesamaan ide dan burung?"
"Sama-sama ciptaan Tuhan tho Net persamaannya."
"Iya juga ya, gak kepikiran aku."
"Kalau perbedaannya apa?"
"Ya jelas itu redaksinya beda Net."
"Wih, cerdasnya..., anak siapa sih?"
Dasar, itu kebiasaan si Teni suka jawab walau gak di suruh jawab. Jadi abaikan saja si Teni. Kalau penasaran siapa Teni. Ntar deh kapan-kapan aja akan kukenalin.
Kali ini serius. Jadi Ide itu apa sih? Gimana cara menjaring ide untuk kemudian di penjarain?
Ide atau gagasan adalah rancangan yang tersusun di pikiran. Gagasan dalam kajian Filsafat Yunani maupun Filsafat Islam menyangkut suatu gambaran imajinal utuh yang melintas cepat. Selama gagasan belum dituangkan menjadi suatu konsep dengan tulisan maupun gambar yang nyata, maka gagasan masih berada di dalam pikiran.
Jadi, ide itu adanya di pikiran. Dan prilakunya maju mundur, cantik (jangan bayangin Teh Syahrini, bayangin Inet aja). Sebelum memenjarakan ide. Perlu memburu terlebih dahulu. Ada dua asal ide.
Pertama, ide dari dalam. Ide ini lebih mudah dideskripsikan. Karena berasal dari diri sendiri. Jadi untuk memburu ide jangan terlalu berpikir jauh jika ternyata ide itu ada pada dirimu sendiri. Istilah kerennya kearifan lokal (ko' jadi kek negara ya?)
Studi kasusnya: Inet bingung mau nulis apa suatu hari. Mentok tuh, jadi karena yang dipikirannya hanya ide. Maka menulislah dia tentang ide, tulisan ini contohnya.
Karena Inet lebih mencintai kearifan lokal. Cintai ploduk-ploduk Indonesia. Kata iklan di tv. Keknya sih orang China gitu yang bilang. Yang pasti bukan bapaknya Inet. Karena Inet Jawa asli. (Mudah-mudahan KPI gak menyensor tulisan ini)
Kedua, ide dari luar. Sebenarnya jika kita peka. Maka beribu ide bisa didapatkan dalam waktu sehari. Sayangnya kita bukanlah putri malu yang peka terhadap rangsangan. Jadi belajarlah dari putri malu. Lebih pekalah terhadap sekitarmu. Dan terhadap rangsangan dari alam ini. Asal jangan kek Inet yang malah malu-maluin.
Studi kasusnya; Sebenarnya sih banyak di kepala Inet berkecamuk ide-ide yang minta di bebaskan dari penjara yang wangi. Sewangi kaus kaki Inet yang sebulan gak di cuci (ini rahasia antara kau dan aku).
Tapi karena saking banyaknya ide malah bingung mau nulis yang mana (ngeles haha). Jadi gapapa lah kalau akhirnya burung ayam yang jadi inspirasi.
☆☆☆
Kesimpulannya: apa korelasi antara burung dan ide?
Ide sama halnya seperti burung. Ia liar dan lincah. Menari-nari di pelupuk mata ketika imajinasi liar beraksi. Tapi aku gak liar ko'. Aku anak baik-baik. Beneran. Kalo gak percaya tanya aja sama guru TK Inet. Gak lucu ya? Abaikan.
Jadi yang dimaksud liar di sini itu bebas. Tanpa ada kata pergaulan di awal kata bebas. Nah, karena masih liar perlu dikurung. Maka penjaralah ide tersebut.
Kalau ingatan kita bagus sih gak usah di penjara. Cukup di kerangkeng dalam otak.
Namun, sayangnya gak semua ingatan orang bagus. Ada yang mudah terkena alzheimer. Seperti Aku, jadi pas kemarin berangkat kuliah seperti biasa naik motor. Cuacanya tidak seperti biasanya. Lebih dingin dan sepoi-sepoi. Dalem hati 'ko' kek ada yang gak beres ya?' Dan ternyata aku lupa gak pake helm. Untung gak ada oprasi Simpatik. Jadi aman dari rasa simpatik pak polisi.
Seperti biasa, pada intinya: Marilah kita penjara ide-ide liar yang mengejek kita di antara belantara otak. Karena dengan memenjarakannya kita akan mudah mengeksekusinya.
NB: Penjarakan dengan menulis.
Selamat memenjarakan Ide
#OneDayOnePost
22 komentar
Tulis komentarPenjarakan saja aku dihatimu, hihihi...
ReplyBagus, bagus, bagus
Oke nih...saya suka..bagus.
ReplyIde itu melintas dengan cepat... Kayk petir ya?? Ayoo siapa yg mau nangkap pentir. . he..
ReplyMantap...
****
Abdur-rahiem.blogspot.com
Klo kata si koala kumel itu, cari ide gak usah jauh-jauh, yg deket sama diri lo aja.. si kearifan lokal itu ya Net.. :) good job sist.. ;)
Replymemenjarakan sampai ide itu dikeluarkan untuk dituliskan...sipppp dehhh
ReplyMeski bergulat dalam kantuk, tetap aja pengen mampir ke sini. XD
ReplyIde saya mah mondar-mandir cantik mulu, tapi ga pernah dipenjarain, ilang deh. T_T
Wah, tawaran itu akan kupertimbangkan :D
ReplyMakasih, hehe
Makasih mba Denik :)
ReplyOke ntar aku akan menangkapnya untukmu #eh
ReplySip, hehe
Ya begitulah mba Dessy :)
ReplyKearifan lokal, hehe
Oke sip juga mba Mudah, hehe
ReplyWah makasih Uni Fika :D
ReplyOke, mulai sekarang berjanjilah untuk memenjarakannya kisana :D
Penjarakan saja idenya biar ramai. #loh?
Reply#AADCModeON
Efek AADC :D
Replyayo penjarakan idenya hihihi...nice wrote
ReplyRame amat blognya inet.. ini pake kearifan lokal juga net?:D
ReplySiip yok penjarakan ide..
ReplyAyo mba Hidayati :)
ReplyTentunya mba Sasmitha :D
ReplyAyo mba Wiwid...
Replyentar idenya dipenjarakan, mau nangkap dulu.. :)
ReplySelamat berburu ide mba :)
Reply-Terima kasih telah berkunjung di blog ini. Silahkan tinggalkan kritik, saran untuk perkembangan.