Tentang April dan Juni
Cerpengambar ilustrasi: mbah google |
April dan Juni. Keduanya menggenggam karakter yang berbeda. Keunikan yang jarang dimiliki pribadi lain. Tetapi kemanisan mereka tampak bagai apel dibelah dua. Entah kenapa mereka kini tak satu jalur lagi.
Satu tahun. Bukan waktu yang singkat aku mengenal dua gadis bulan itu. Kita bercanda, belajar, dan jalan-jalan bersama. Aku bukanlah Mei, tapi bisa menempati diantara April dan Juni. Suatu kehormatan bagiku.
Pernah aku mengajukan pertanyaan pada mereka.
"Kenapa kalian mau menerimaku menjadi sahabat kalian?" Tanyaku seraya minum kopi Vietnam.
April dan Juni saling memandang. Lalu tertawa renyah.
"Kenapa tidak?" Keduanya menjawab hampir bersamaan. Membuatku iri dengan kedekatan mereka. Bahkan yang ada dipikiran dua gadis bulan itu sama.
Perkenalanku dengan mereka bermula saat aku pindah dari kotaku ke kota mereka. Aku sebagai mahasiswa pindahan dari luar Jawa. Prodiku kebetulan sama dengan April dan Juni.
Prodi yang tidak terlalu banyak diminati orang kebanyakan. Tentang Seni. Sehingga memungkinkan kami bertemu intens di kelas.
Berawal dari insiden saat pertama kali aku masuk kelas. Ternyata baru ada mereka. 'Gadis-gadis rajin,' batinku berkata.
Karena sudah terlanjur masuk kelas, kuberanikan diri menyapa mereka dengan seuntai senyum. Lalu basa-basi tanya tentang kampus dan dosen.
"Aku April," ucap gadis manis berbaju pink dengan senyuman semanis apel merah sempurna.
Gadis disampingnya menimpali, "Dan aku Juni," dengan senyum yang tak kalah manis.
Keningku mengkerut, 'nama mereka kenapa nama-nama bulan. Atau mereka sedang mempermainkanku?' Pikirku.
Kutarik kedua bibirku sekian detik untuk kemudian berkata, "Aku Mei."
Kedua gadis itu tertawa. Aku juga ikut tertawa. Kelas mulai ramai. Satu dua sudah berdatangan mahasiswa.
Hari itu pertama kali masuk kelas. Awal semester baru. Dosen meminta agar setiap mahasiswanya memperkenalkan diri. Dari situ aku tau. Ternyata nama dua gadis manis itu memang April dan Juni. Mereka pun tau, namaku bukan Mei.
Selesai perkuliahan aku mendatangai April dan Juni. Meminta maaf sekaligus menjelaskan kesalahpahamanku, dan berkenalan secara resmi. Mereka memang baik dan manis. Dengan mudah memaafkanku.
Hari-hari berikutnya kami semakin dekat. Aku selalu menjadi orang ketiga diantara mereka. Entah ke perpus, kantin, bahkan ke toilet. Karena memang hanya mereka yang ku kenal saat itu dan pertama kali ku kenal.
Kami semakin akrab. Hingga kemanapun bertiga. Orang-orang melihat kita dengan tatapan aneh. Mungkin karena April dan Juni seharusnya bersama Mei. Bukan bersamaku.
Tapi. Keharmonisan yang terjalin kurang lebih satu tahun itu kini mulai pudar. Aku dibuat bingung oleh dua gadis bulan itu. Mereka sudah tidak sekompak dulu.
Kadang April bercerita aneh tentang Juni kepadaku. Begitupun sebaliknya. Juni mencurahkan isi hatinya tentang April kepadaku. Mereka bilang sudah tidak ada kecocokan antara April dan Juni atau Juni dan April.
Padahal mereka sudah bersahabat sejak kecil. Aku tau dari cerita mereka. April bilang dia suka hujan. Mendengar rinai membuatnya tenang dan syahdu.
Sedangkan Juni, dia menyukai bulan. Bagi Juni Satelit bumi itu bisa mengerti perasaannya saat tidak ada satupun orang yang bisa memahaminya.
Ketika bulan April. Maka April dan Juni bersuka cita mendengar rinai. Tak masalah bagi Juni jika bulan tak tampak saat itu. Pun sebaliknya, ketika bulan Juni. April menemani Juni menatap bulan. Kadang mereka juga mengobrol dengan bulan.
Namun hubungan persahabatan yang indah itu pupus. April dan Juni saling menjauh. Selesai perkuliahan, mereka langsung keluar dan berpisah.
Aku sendiri dibuat gemas oleh mereka. Ketika aku bertanya alasan rengganggnya persahabatan dua pemilik senyum apel itu.
Juni bilang, bulan April telah menghalangi pandangannya dari bulan. Dan April bilang bulan Juni telah merenggut rinai hujan darinya
Paradoks akan masa kecil mereka. Terkadang anak kecil memang lebih bisa bersikap dewasa dibanding orang yang umurnya pantas disebut dewasa.
Sampai kami diwisuda tidak ada perubahan dari sikap April dan Juni. Tapi mereka masih dekat denganku.
Walau tidak bisa bertiga seperti dulu. Hanya aku dan April atau aku dan Juni.
Bukannya aku tidak berusaha mendamaikan mereka. Sudah kucoba mempertemukan mereka, menjebak mereka agar bertatap muka. Hasilnya nihil.
Akhirnya terlintas dipikiranku apakah aku harus mencari Mei. Sebagai penghubung antara April dan Juni. Lalu aku mulai mencari Mei ditempat kerjaku.
Aku menemukan Mei. Namanya Meilan Kusuma. Kuceritakan masalah April dan Juni. Tapi Mei tertawa mendengar kisahku.
Mungkin tampak lelucon bagi Mei, tapi tidak bagiku.
Mei setuju dengan ajakanku menengahi dua gadis bulan itu. Saat kami berempat bertemu ternyata April dan Juni tidak tertarik dengan Mei. Usahaku gagal lagi mendamaikan mereka.
Mungkin karena nama lengkap Mei adalah Meilan Kusuma, artinya Mei dan Bunga. Mei sudah bersama bunga. Ah andaikan nama Mei adalah Meilan April Juni. Jadi kuputuskan untuk mencari Mei yang lain.
To be Continued....
besok adalah endingnya, jangan lewatkan.
akan terkuak kenapa persahabatan April dan Juni renggang...
#OneDayOnePost
18 komentar
Tulis komentarWhooaa mbak.. kisah nyTa.. ap msah yg bkin keduanya tdk akrab lg ? Spertiny msalahx fatal bgt yambak ? :(
ReplyAku berharap sih akan ada juli, agustina, septi, oktavia, novia, dan desi biar rame dan mereka berubah jadi power ranger.. hehehe
ReplyAyundaaaa... keren banget tulisannya..😍😍😍
wahhh rasanya aku jadi arwah penasaran, hehe
Replyditunggu klanjutannya...
Hanya fiktif belaka ko', hehe
ReplyHaha, ntar malah jadu novel mba Sasmitha...
ReplyOke deh mba Aira... ^^
ReplyHahaha. Aku agustus, agustud bisa tuh jadi tokoh antagonis
ReplyApakah kamu terinspirasi dengan namaku dan mbak Juni.??
ReplyApakah kamu terinspirasi dengan namaku dan mbak Juni.??
ReplyAda agustus ko', tapi unyu2... haha
ReplyIya mba April :D
Replyaku februari hihihi...gak nyambung ya. nice tentang Aprilnya
ReplyThanks mba ^^
ReplyIdenya kreatif bgt....
ReplyMisterius dalam balutan kiasan
Replymakasih ^^
Replywau :o
Replyaku mei... slm knl
Reply-Terima kasih telah berkunjung di blog ini. Silahkan tinggalkan kritik, saran untuk perkembangan.