Gilang si Jago Kate
Cerpenhttp://www.jpnn.com/news/ayam-kate-asal-malaysia-makin-digemari-di-bandung |
Oleh: Inet Bean
Dulu, dahulu banget sebelum negara api menyerang negara es. Aku
sudah dijuluki Jago Kate, tahu gak kenapa? Penasaran? Yaudah kalau penasaran
lanjutkan bacanya sampai akhir cerita ini. Kalau enggak penasaran tetep
lanjutkan, aku jamin nyesel deh kalau dibaca sampai akhir, eh maksudnya gak
nyesel. Kita lihat saja nanti, oke?
Jadi, Jago itu secara harfiah artinya mahir dan Kate itu
berasal dari nama spesies hewan yang menjadi makanan favorit upin-ipin, tahu kan? Aku
sengaja gak nyebutin hewannya, biar yang baca sambil mikir, kek semacam
tebak-tebakan gitu deh, jadi udah tahu kan hewan apa? Kalau masih gak tahu, aku
kasih clue deh, cluenya hewan yang berkokok di pagi hari, sore juga sih.
Sejarahnya gini, long time ago aku pindah sekolah waktu
masih SD kelas empat karena disekolahan lama aku sering diejek anak mami. Gara-gara
tiap berangkat dan pulang selalu didampingi oleh Mamah, aku sudah memohon-mohon
pada Mamah supaya aku berangkat sendiri aja, tapi Mamah takut kalau aku
diculik.
Di kompleks perumahanku rawan penculikan soalnya, terakhir kali ada tetanggaku
berusia enam tahun diculik saat di depan rumahnya ketika nunggu orangtuanya
belum pada pulang, dan sampai sekarang tuh bocah belum ditemukan. Sejak itu
orang tua dikompleks perumahankuku protektif banget sama anak-anaknya.
Papah juga tidak mungkin nganter aku, karena kantor Papah
berlawanan arah dengan sekolahanku, jadi kalau nganter aku, Papah bisa-bisa
telat masuk kantor, kalau telat masuk kantor, maka atasan Papah yang berkumis
tebal kek suaminya Mbak Inul Daratista itu bakalan marahin Papah sampai wajah
Papah banjir, tahu kan maksudnya? Ngomongnya muncrat.
Selain itu jarak sekolah juga lumayan jauh, sekitar 3 KM,
kebayang dong kalau anak SD pagi-pagi berangkat naik sepeda dengan jarak
segitu, efeknya bagi guru apaan coba? Kasihan gurunya, pagi-pagi udah di beri
cobaan bau-bau asem ala-ala anak SD, maklumlah anak SD belum kenal rexona.
Nah, karena itu aku dijuluki anak mami sejak kelas satu. Awalnya
sih biasa-biasa aja, gak aku peduliin, kan aku emang anaknya Mamah. Tapi semua
berubah sejak aku mengenal keindahan anak perempuan, yah sejak kelas empat.
Aku
menyukai cewek sekelasku, dia manis banget kalau senyum, kalau gak senyum manis
aja, terus baik dan pinter, namanya Adriana. Sayangnya aku menyukai cewek yang
disukai oleh banyak cowok. Jadi terjadilah insiden yang membuatku dikeluarkan
dari sekolah.
Pagi itu aku sedang ngobrol dengan Adriana tentang PR matematika, lebih tepatnya aku memohon agar dia mau menyelamatkanku dari Pak
Heru, guru matematika yang membuat kelar idup lo kalau gak ngerjain PR darinya.
Sedangkan Adriana sedang berpikir mau menolongku atau tidak,
buku matematikanya ia peluk di dadanya. Dari wajahnya sih aku yakin sebenarnya
dia juga suka sama aku, cuma yah dia masih malu-malu kucing.
“Gilang, lain kali kamu ngerjain PR dari rumah dong.”
“Maunya sih gitu, Na.” Aku menggaruk-garuk bokong yang emang
terasa gatal, “Tapi aku gak tahu gimana caranya.”
“Aku mau kok ngajarin kamu, tapi kamu main ke rumah aku.”
“Beneran nih Na? Aku mau, mau....”
“Iya, Gilang,” jawab Adriana, wajahnya yang memerah menunduk
malu-malu.
Dan saat itulah, tiba-tiba Ian merebut buku matematika
Adriana dari pelukannya.
Adriana terlonjak, dia melihat Ian menenteng bukunya sambil
tertawa-tawa, “Ian, balikin bukuku,” teriak Adriana, dia berusaha mengambil
bukunya tapi gerakan Ian lebih gesit, Adriana pun diam, matanya berkaca-kaca
dan menangislah dia.
Melihatnya menangis aku
berusaha merebutkan bukunya dari Ian, tapi dia malah lari keluar kelas,
aku mengejarnya dan berhasil meraih baju Ian dari belakang, aku berusaha
merebut buku Adriana, tapi Ian tetap berkelit sambil mengataiku, “Eh anak mami,
nih kalau bisa rebut buku ini.” Lalu di undakan tangga, tidak sengaja aku mendorong
Ian karena kesal sampai dia terjatuh yang menyebabkan pelipisnya berdarah.
Karena insiden itu, orangtua Ian menuntut sekolah agar
mengeluarkanku, kalau tidak aku akan dilaporkan ke polisi, jadi daripada
berhadapan dengan polisi, orangtuaku memilih untuk memindahkan aku ke sekolah
baru.
Nah disekolah baru, aku dijuluki si Jago Kate karena aku
pernah sekali bilang, “Aku aduin ke Mamahku loh kamu!” Saat pertama kali masuk
kelas karena uang jajanku mau dirampas temen sekelasku, tapi gara-gara cewek
cantik yang tiba-tiba menolongku, uang jajanku aman. Sejak itu, aku sepertinya
mulai melupakan Adriana.
NB: Jago Kate adalah ejekan seseorang yang beraninya di
kandangnya sendiri atau beraninya mengadu pada orangtua, bisa juga keluarganya.
2 Januari 2017
4 komentar
Tulis komentarAda nama aku hihi
ReplyHahahahaa... Kocak. Keren nih.
ReplyHhii... Oke lah okeee..
ReplyWelcome back ineeet.
Keren mba net
Reply-Terima kasih telah berkunjung di blog ini. Silahkan tinggalkan kritik, saran untuk perkembangan.