Happy New Year 2017
Celotehhttp://321happynewyear.com/happy-new-year-2017-greeting-cards-images-pictures-photos/ |
Hai, hai,
hai pembaca Lemping Pena, happy new year... selamat tahun baru... selamat bulan
baru dan yang paling penting selamat liburan. Ngomong-ngomong tentang liburan,
tidak terhitung sudah berapa hari aku tidak posting di blog ini. Kalau boleh beralasan,
itu karena banyaknya tugas-tugas kuliah yang menurut senior bisa menyebabkan
efek samping ingin nikah.
Tapi kali
ini aku bukan lagi mau bahas liburan, but tradisi tahun barunan. Buat aku
pribadi sih tahun baru itu biasa aja, jangan bilang karena aku jomblo ya?
Walaupun emang jomblo sih.
Di tahun
baru ini, jika ada yang melewatkannya dengan menyalakan kembang api atau
sekadar melihatnya, ada juga yang berkumpul dengan sanak saudara atau teman,
ada pula yang memilih tahun barunan di alam mimpi. Aku malah menulis, yah
menulis tulisan ini.
Aku
terbangun pada jam sebelas dan tidak tahu kenapa rasanya jari-jariku merindukan
bunyi tuts-tuts yang menurutku lebih merdu dari suara kembang api. Apakan ini
yang dinamakan cinta?
Tulisan ini
hanya sekadar ucapan selamat tahun baru sih, kepada blogku tercinta yang atas
jasa-jasanya aku jadi banyak belajar darinya dan tentu saja ucapan tahun baru
buat pembaca blog ini. Aku tidak akan memberikan harapan yang wow di tahun 2017
ini, tapi aku akan berusaha lebih menyempatkan waktu lagi untuk mengisi
tulisan-tulisan di blog ini.
Kembali ke
tradisi tahun baru, sebenarnya apa sih esensinya? Bukankah tahun baru masehi itu
hanyalah pergantian angka akan perhitungan waktu menggunakan perputaran matahari sebagai titik referensi?
Jadi, apa
yang dirayakan? Apa yang membuat bahagia? Apa yang membuat harus ada sesuatu
yang “spesial” untuk menyambutnya? Kita hanya menyambut waktu yang kebetulan
terhitung awal perhitungan tahun saja. Jika tahun barunya besok atau minggu
depan, tentu saja hari ini tidak menjadi spesial.
Tahun,
bulan, hari, jam, menit, detik hanyalah penamaan perhitungan waktu yang semu. Ketika
kita mencoba lebih ke dalam, maka ternyata semua itu hanyalah ilusi, kekosongan,
kehampaan yang dingin.
Bukan
berarti aku kontra terhadap tradisi tahun baru, hanya saja mungkin ini sekadar
refleksi tahun baru ala Inet Bean, hewhewhew... benar-benar memuakkan, lebih
asyik lihat kembang api sama pacar. Ya kan? Romantis dan menyenangkan, (Sebenernya
bukan tradisi tahun barunya sih Net, tapi moment yang bisa dijadikan alasan
untuk berduaan dan romantisnya) Eh, jangan-jangan esensi dari tradisi tahun
baru itu?
Terlepas
dari apapun itu esensinya, semoga dengan melejitnya Om Telolet Om di penghujung
tahun 2016 ini, menyadarkan kita betapa sederhananya bahagia. Tidak perlu
memaksakan diri untuk sekadar bahagia ya guys, karena bahagia itu yang membuat
dirimu sendiri, ada di hati.
Kebahagiaan
kita, kitalah yang menentukan, jadi jangan lupa bahagia... selamat tahun
baru...
Inet Bean.
Pekalongan, 01 Januari 2017, 12:53.
3 komentar
Tulis komentarJangan lupa bahagia.
ReplyOkay okay, mba Inet.
Semoga impian dan rencana-rencananya di tahun ini tercapai.
Aamiin, doa yang sama buat Mba Na...
Replygreat post to read I am really impressed after reading this blog post. I would like to thank you for sharing this amazing post with us
Reply-Terima kasih telah berkunjung di blog ini. Silahkan tinggalkan kritik, saran untuk perkembangan.