Yâ ‘âsyiqol Mushthofâ
Puisi
Yâ ‘âsyiqol Mushthofâ |
Absyir binailil munâ
Bagaimana mungkin meragukan perindu yang tak pernah melihatmu,
dengan haru menyenandungkan syair-syair pilihan. Kusunggingkan senyum demi
mempercayai untaian kata padang pasir hingga permadani padi. Yang kutahu, kelak
kau pun akan membalas senyumku. Lebih dari harapan manusia, sebuah ikatan
janji.
Qod rôqo kâ,sush-shofâ |
Wa thôba wafdul hanâ
Cahaya dari ufuk nun terbentang, tiada menghalangiku melihatnya.
Dengan hati. Apakah kau mengsangsikan pecinta yang tiada pernah bersua? Cinta seperti
apa yang melebihinya? Jika cinta sudah tercipta, ribuan jarak bukan halangan. Hingga
suatu moment terindah kan terajut. Garis nasab yang jauh berbeda mencintaimu
tanpa syarat.
Nûrul jamâli badâ | Min
wajhi syamsil hudâ
Serupa mentari pada embun yang menjadikannya bersinar. Aku melihat
di mimpi-mimpi indahku. Kau menjelma menjadi apa saja dari kebutaanku akan
dirimu. Lalu di fajar terindah, hadirmu kian nyata dengan segala rasa yang
membuncah di dadaku. Kicau burung, gesekan dedaunan dan gemericik air, serupa
alunan orkestra semesta. Sunyi, hanya kau dan aku.
Thôhalladzî billiqô
Qod fâza lammâ-rtaqô
Lalu di mihrab perjumpaan. Sebuah penuntasan janji yang
sempurna, pelunasan rindu yang tiada berakhir, cinta yang mengalir semurni
rinai. Pada akhir ketika keberuntungan hanyalah alasan sepasang sayap mengantarmu
demi kebahagiaanku. Kembali pada suatu titik yang sama sebelum yakin benar,
pada titik itu kita akan bersama.
Min fadl-lihi ‘ammanâ
Engkau, tiada yang kucinta melebihi kecintaanku padamu. Yang tanpa
pernah kujumpai mampu membuatku cinta, segala tentangmu adalah yang membuat
cinta begitu saja bersemayam di dalam hatiku. Bagiku, kau yang utama. Juga tidak
ada yang menyamai cintaku, cintaku akan selalu berbeda.
Dûnal
warô robbunâ
Tentu
saja, dengan restu-Nya.
Inet Bean
18 Januari 2017
2 komentar
Tulis komentarIndah
ReplyAhh, adem net :)
Reply-Terima kasih telah berkunjung di blog ini. Silahkan tinggalkan kritik, saran untuk perkembangan.