Rabu, 08 Februari 2017

Layla-Majnun

Layla-Majnun

http://tamanbacarindang.blogspot.co.id/2014/08/jual-novel-layla-majnun-syaikh-nizami.html
Layla-Majnun, siapa yang tidak tahu kisah Layla-Majnun? Walau tidak tahu bagaimana kisahnya, setidaknya banyak orang yang sudah pernah mendengar kedua nama pecinta itu. Dua insan dengan satu jiwa, pemilik cinta demikian suci nan jernih.

Siapapun yang membaca kisahnya akan larut dalam getaran cinta mereka, ikut meratap saat Majnun alias Qays merintih merindukan dahaga cinta, dan merasakan penderitaan Layla ketika permata bening jatuh dari matanya yang hitam laksana keindahan mata rusa.

Tuh kan, saya saja jadi puitis banget begini, membaca kisah Layla Majnun tidak cukup sekali, rasanya walau berkali-kali akan tetap terasa indah dan tidak membosankan. Keindahan gaya bahasanya begitu sampai pada hati.

Kisah Layla-Majnun di angkat dari kisah nyata dari kisah cinta Qays al Mulawwah, ia hidup pada masa Daulah Amawiyah (Bani Umayyah). Menurut riwayat, Qays meninggal sekitar tahun 65 H atau 68 H, membawa cinta yang membara. Ketika meninggal, ia hanya sendiri, kesepian dan terpencil.

Lalu kisah Qays, si Majnun yang terkenal karena keindahan gubahan syairnya. Diceritakan dari mulut ke mulut dalam bentuk syair, maka dari itu terdapat berbagai versi. Hingga pada tahun 1188 Syaikh Nizami menghimpun dan menuliskan kisah tersebut.

Duhai betapa dunia akan bermuram durja
Bila engkau tidak pernah
Berkunjung ke rumah seorang kekasih
Dan tidak memiliki seorang kekasih
Untuk menghiburmu
Demikian syair pembuka kisah Layla-Majnun

Diceritakan, Qays dan Majnun adalah buah hati dari dua kabilah termasyhur. Sehingga mereka di sekolahkan di sekolah yang berkualitas. Pertama kali mereka bertemu, cinta segera hadir di antara keduanya. Jiwa mereka bergetar. Api asmara segera berkobar dalam dada.

Namun jalinan cinta mereka mendapat banyak onak dan duri. Selalu saja dunia tidak berpihak pada sepasang pecinta itu. Cinta mereka dianggap aib karena berbenturan dengan adat, hingga Layla dikurung di dalam rumahnya.

Qays dirundung kerinduan yang mendalam tak kuasa menahan gejolak cintanya. Ia menjadi liar, seperti orang gila, berlari ke gurun hingga gunung tanpa alas kaki dan pakaian copang-camping sembari meneriakkan nama Layla, sesekali ia bersyair. Begitulah ihwal Qays dipanggil Majnun. Gila. Meskipun sejatinya ia tidak gila, ia menderita karena cinta.

Para pecinta, jadi, tunggu apa lagi? Baca kisah ini, dan tenggelamlah dalam cinta suci yang jernih bagai permata di kedalaman laut yang murni.

Sepenggal syair Majnun
“Kesengsaraan ini milikku
Kesedihan telah menyatu dalam jiwaku
Kenangan tentang bibir yang begitu manis
Telah membelenggu lidahku untuk mengungkapkan pesonanya
Saat sayap cintaku terluka dan tidak dapat terbang
Burung indah memesona yang telah lama aku cari datang di hadapanku
Sesungguhnya, engkau merangkai pesona bidadari
Dan apalah artinya diriku?
Aku tidak mengetahui apapun selain bayangmu
Tanpa engkau aku tiada.
Khayalan telah menyatukan ita berdua
Kita melebur menjadi satu
Menyatu dalam ketetapan cinta.
Kita adalah dua tubuh dengan hati yang satu dan jiwa yang sama
Dua lilin dengan satu nyala api murni, semurni surga
Dari bentuk-bentuk yang sama
Digabung menjadi satu
Dua titik menjadi satu
Tiap jiwa mendukung satu sama lain.”

8 Februari 2017
Layla-Majnun
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.

-Terima kasih telah berkunjung di blog ini. Silahkan tinggalkan kritik, saran untuk perkembangan.