Kamis, 09 Februari 2017

Saat Terakhir dengan Bapak

Saat Terakhir dengan Bapak

http://www.caradesain.com/15-foto-pemandangan-langit-yang-mengagumkan/
Sampai sekarang yang kusesali adalah aku gagal memenuhi keiginan Bapak menjelang hari-hari terakhirnya. Malam itu, Bapak bilang ingin wedang ronde. Sederhana. Tapi enggak tahu kenapa malam itu aku nggak nemu penjual wedang ronde.

Sudah kupacu motor ke tempat-tempat yang kuketahui ada penjual wedang ronde. Namun secara ajaib satu pun tidak aku temui. Akhirnya aku pulang dengan rasa yang hampa dan kecewa. Aku juga tidak bisa mencari secara maksimal karena terkendala malam yang mulai larut.

Walaupun Bapak bilang tidak apa-apa, tetap saja ada angin kekecewaan yang menjalar di diriku.

Beberapa hari kemudian, Bapak dilarikan ke rumah sakit. Bapak memang sudah sakit-sakitan sejak aku SMP. Sakitnya musiman, tetapi kalau sudah sakit, ia tidak berdaya, untuk jalanpun susah. Walau begitu, ia tidak berkeluh kesah kepada anak-anak dan istrinya. Barangkali dari situ aku menirunya.

Yang membuatku terenyuh. Ibu selalu sabar merawat Bapak, walau di antara mereka tidak terucap kata cinta. Namun cinta terlihat dari ketulusan Ibu mendampingi Bapak dengan telaten dan diamnya Bapak yang tidak kuasa menambah kesedihan Ibu dengan meratap. Meski aku tahu, rasa sakit yang menjalar dalam tubuhnya begitu menyiksa. Itulah bahasa cinta mereka.

Sekitar lima hari Bapak di rawat di rumah sakit. Tiba-tiba Ibu bilang kalau Bapak mau dibawa pulang. Sementara itu dari cerita Ibu, keadaan Bapak tidak menuju pada kesembuhan. Malam pertama aku menghadapi Ujian Kelulusan SMA justru tidak bisa berkonsentrasi belajar. Pikiranku melayang ke Bapak.

Aku dan tiga kakakku menunggu di teras rumah. Aneh sekali, tidak biasanya kami berkumpul dengan formasi seperti ini. Ketiga kakakku sudah menikah, kalaupun sedang kumpul biasanya bersama dengan suami atau istri mereka. Dua suami kakakku justru ikut menjemput Bapak, dan anak-anaknya menunggu di rumah.

Jalanan sepi. Angin tidak terasa dingin, hawa juga tidak panas. Walau tanganku memegang buku, aku tidak bisa konsentrasi untuk membaca. Sementara itu kakak-kakakku hanya diam duduk disebelahku. Tetiba aku mencium bau harum, seperti aroma bunga mawar tapi lebih wangi. Mungkin perpaduan wangi bunga mawar, melati, dan entahlah. Aku celingak-celinguk, tidak ada orang yang baru lewat. Ada rasa yang bergejolak dalam hatiku.

Beberapa detik kemudian, kakak sulungku memecah kesunyian di antara kami, “Ada yang memcium bau melati nggak?”

“Iya, tapi keknya bukan bau melati deh,” kata kakakku nomor tiga.

Aku kira hanya aku yang mencium aroma itu. Tapi ternyata kami mencium wangi yang sama. Entah, wangi siapa yang tiba-tiba menyeruak itu. Kami tidak tertarik untuk membahas lebih lanjut. Pikiran kami masih sibuk memikirkan Bapak.

Tidak lama kemudian, ada mobil yang berenti di depan rumah, ya... itu Bapak, Ibu, dua kakak iparku dan Bibi. Keadaan Bapak demikian lemah, entah kenapa Ibu membawa Bapak pulang dengan kondisi seperti itu. air hangat menggenang di pelupuk mataku.

Di samping bapak terbaring, kulantunkan ayat-ayat suci Al-Quran. Sementara itu Ibu yang tak kuasa lagi melihat Bapak tetiba pingsan. Tidak pernah aku melihat Ibu pingsan seperti itu, keadaannya begitu rapuh. Tidak lama kemudian setelah Bibi mendekatkan minyak kayu putih di hidungnya, Ibu siuman. Ia ditenangkan oleh Bibi, Paman, dan kakak perempuanku.

Ajal tidak ada yang tahu kapan menjemput. Bapak menghembuskan nafas terakhir pukul 23:30. Isak tangis menyeruak di rumahku. Ibu memelukku erat, menguatkan aku, walau kutahu saat itu dia yang begitu rapuh. Hingga pagi, air mata rasanya tak ada habisnya. Hari pertama Ujian Kelulusan Sekolah, aku tidak berangkat.

9 Februari 2017
Saat Terakhir dengan Bapak
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.

4 komentar

Tulis komentar
avatar
9 Februari 2017 pukul 10.01

Semangat net 😀 pasti bapak disana sdh bahagia.

Reply
avatar
9 Februari 2017 pukul 10.22

Sedih...aku tahu rasanya...hiks hiks

Reply

-Terima kasih telah berkunjung di blog ini. Silahkan tinggalkan kritik, saran untuk perkembangan.