Rabu, 13 September 2017

Dia yang Datang dan Berlalu Tanpa Pamit

Dia yang Datang dan Berlalu Tanpa Pamit

http://www.animepjm.com

Kemarin aku melihatmu, pergi kondangan bersama perempuan, aku tidak tahu dia siapa kamu dan aku pun tidak mau tahu. Tapi kamu seakan menghindar untuk bertemu denganku, bertemu tatap saja seolah kamu takut.

Entah apa yang membuatmu seperti itu, kukira karena kamu dulu pernah meninggalkanku tanpa sepeser kata pun, hilang begitu saja, tertelan tempat, tertelan waktu, tertelan sikapmu.

Atau kamu merasa tidak enak hati, karena kamu datang bersama perempuan dan bertemu denganku? Hampir saja mata kita bertemu, namun kamu buru-buru mengalihkan tatapanmu, apakah kamu tidak berani menatapku? Kurasa itu wajar saja, kamu merasa bersalah bukan? Tapi kamu memanglah bersalah, dan pengecut.

Sebenarnya aku tidak mau kita seperti itu, aku ingin menyapamu, bersikap biasa saja, layaknya teman lama yang bertemu. Hanya sesederhana itu saja, tapi kamu bahkan minta maaf saja tidak berani, walau begitu, aku sudah memaafkanmu, karena aku pun berhak untuk bahagia.

Kamu pernah datang begitu saja setelah lama tak bersua, saat itu kita seru-seruan berchatting, juga kamu main ke rumahku, lalu tidak lama kamu mengajakku ke pasar malam. Di situ tiba-tiba kamu mengungkapkan perasaanmu.

Masih ingatkah? Mungkin kamu berusaha keras melupakannya, tapi aku tidak pernah lupa akan hal itu, dan bagiku tidak perlu kulupakan, untuk jaga-jaga, jika kamu datang, tak akan lagi aku tertipu.

Aku tidak menjawab perasaanmu saat itu juga, entah, walau dulu aku pernah menyukaimu, tapi kedekatan itu terlalu cepat bagiku. Dan selepas itu, kamu justru menghilang, tidak ada kabar lagi tentangmu.

Beberapa minggu kemudian aku melihatmu mengupload foto bersama perempuan, dan kalian saling berkomentar mesra, tambahkan teman-temanmu yang berkomentar menggoda. Dan aku jadi tahu, saat kamu mengungkapkan perasaanmu, sesungguhnya kamu sudah punya dia.

Mulai sekarang, jika kamu membaca ini, saat bertemu denganku, bersikaplah biasa saja. Karena aku pun menuliskan ini dengan biasa saja, tidak ada rasa marah dan kecewa beberapa tahun lalu. Rasa itu sudah menguap, habis. Hingga kering, dan tak ada lagi yang bisa kurasakan saat bertemu denganmu.


Terimakasih, sudah membuat hatiku semakin kuat.

13 September 2017, Ditulis Inet Bean ditengah keramaian muskam kampus Ijo.

Artikel Terkait :

  • Untukmu, Fika dan Aira Hari ini tiba-tiba aku ingat Fika dan Aira. Mereka adalah teman seperjuanganku, teman angkatan …
  • 5 Keunikan Warga ODOP batch 2 Begitu banyak fenomena-fenomena unik dan tidak biasa di dunia ini. Termasuk di desa ODOP batch …
  • Bukan Siapa Pun Bagaimana aku menuliskannya ketika aku menulis, mereka justru menuduhku semakin jauh dari apa y…
  • Persepsi Cinta   ilustrasi by google image Lihatlah dua burung merpati berwarna putih tengah berduaan. M…
  • Aku Mau Jadi Koruptor Sudah ke sana-ke mari aku mencari kerjaan. Tapi tak kunjung menemukan. aku seorang sarjana pend…
  • Apa Kata Nietzsche? Lah Nietzsche aja gak kenal, ngapain juga dengerin kata Nietzsche? Dia siapa sih? Hayoh? Ada …
Dia yang Datang dan Berlalu Tanpa Pamit
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.

4 komentar

Tulis komentar

-Terima kasih telah berkunjung di blog ini. Silahkan tinggalkan kritik, saran untuk perkembangan.