Senin, 14 Maret 2016

Belajar Filsafat; Dunia Sophie

Belajar Filsafat; Dunia Sophie


Orang yang tidak dapat mengambil pelajaran dari masa tiga ribu tahun, 
hidup tanpa memanfaatkan akalnya.
-Goethe.

Kalimat pembukanya aja udah keren dan mengandung makna dalem banget. Apalagi lembar demi lembar halaman lainnya. Yang pasti makin berisi, berbobot dan tumbuh ke atas, gak ke samping.

Sebenarnya anjuran mengambil pelajaran dari masa lalu sudah termaktub dalam buku abadi sepanjang masa, yaitu Al-Qur’an,

"Maka ambillah pelajaran wahai orang-orang yang memiliki pandangan." (QS. Al-Hasyr: 2).

Bukankah itu masternya keren? Al-Qur’an jauh lebih dulu menganjurkan untuk mengambil pelajaran dari masa lalu. Mungkin jika Jostein Gaarder tau tentang ini, dia akan tertakjub-takjub. Atau jangan-jangan Goethe terinspirasi dari Al-Qur’an. Wallahu ‘alam bishawab.

Jika bicara tentang buku terbaik yang pernah di baca, jujur saja saya akan di hadapkan pada suatu kedunguan. Karena bagi saya semua buku yang saya baca adalah baik. Saya tidak mau menafikan tulisan saya tentang bagaimana tulisan baik. Maka saya katakan semua buku itu baik asal sesuai kriteria di sini.

Tapi karena saya penyuka filsafat dan dalam rangka mengenalkan filsafat pada temen-temen. Jadi saya putuskan untuk sedikit memberi rasa penasaran tentang filsafat dari Novel Dunia Sophie karya Jostein Gaarder.

Anggap saja Dunia Sophie adalah novel favorit saya saat ini. Karena pasti akan bermunculan buku-buku favorit lain dalam pengembaraan hidup saya. Dan semoga buku saya nantinya bisa menjadi buku favorit pula (oke, kalimat terakhir Aamiinin aja ya, jhehe)

Jadi ceritanya berawal dari gadis remaja bernama Sophie Amundsen berusia 14 tahun. Yang sepulang sekolah tidak ada badai tidak ada salju secara mengejutkan mendapat amplop coklat misterius. Di dalamnya terdapat secarik kertas bertuliskan, “Siapakah kamu?"

Di tengah kebingungan yang melanda Sophie memikirkan dirinya siapa. Dia kembali menemukan amplop coklat di kotak surat. Berisi secarik kertas bertuliskan, “Dari mana datangnya dunia?”

Selanjutnya ketiga kalinya Spohie memeriksa kotak surat dan kembali menemukan surat yang di alamatkan Hilde Moller Knag, d/a Sophie Amundsend, 3 Clover Close. Berisi tentang ucapan selamat ulang tahun seorang ayah yang di alamatkan kepada Sophie.

Keesokan harinya Sophie kembali menemukan amplop besar yang bertuliskan namanya dan di balik sisi yang lain bertuliskan “Pelajaran Filsafat. Hati-hati.”

Sophie membuka amplop tersebut, didalamnya terdapat tiga halaman ketikan. Judulnya “Apakah Filsafat itu?”

Pada surat tersebut menerangkan bahwa cara terbaik untuk mendekati filsafat adalah dengan mengajukan beberapa pertanyaan filosofis: Bagaimana dunia diciptakan? Adakah kehendak atau makna di balik apa yang terjadi? Adakah kehidupan setelah kematian? Bagaimana kita dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini? Dan yang terpenting, bagaimana seharusnya kita hidup?

Oke, sampai di sini sudah berapa pertanyaan yang saya tuliskan? Sudahkah kepala anda nyut-nyutan? Atau justru anda terpikirkan untuk menjawab pertanyaan itu tapi masih bingung? Jangan khawatir, saya tidak akan menjawabkan pertanyaan itu, maka biar imajinasi liar anda yang menjawab atau pun mencari jawab.

Begitulah awal misterius novel Dunia Sophie, selanjutnya dilanjutkan dengan hal-hal misterius dan surat-surat filsafat lainnya. Sophie mendapat kuliah filsafat gratis dari seseorang yang misterius. Di tambah tanda tanya akan kartu ucapan ulang tahun kepada orang lain yang di alamatkan kepadanya
.
Tokoh-tokoh filsafat di bahas satu persatu, dari mulai para filosof alam, tiga filosof terkemuka Athena, yaitu Socrates, Plato, dan Aristoteles. Serta kemajuan filsafat dari abad ke abad, sampai pada zaman sekarang.

Hal-hal misterius turut mewarnai cara penyampaian pelajaran filsafat tersebut. Mulai dari video Socrates dan Plato di Athena, saat belajar abad pertengahan maka Alberto Knox (guru filsafat misterius Shophie) menceritakan di gereja model abad pertengahan. Sampai ada pula hal-hal misterius seperti munculnya Winni The Pooh, Gadis Korek Api dan lain sebagainya.

Sampai pada akhirnya, saat saya membaca novel ini. Saya dikejutkan bahwa sebenarnya ada cerita di dalam cerita itu. Sophie hanyalah karakter di novel yang dituliskan seorang ayah bernama Albert Knag untuk putrinya, Hilde Moller Knag.

Di situ saya gemas sekali. Merasa dibodohi (haha). Pokoknya kalau penasaran dengan jawaban pertanyaan-pertanyaan yang saya tuliskan bisa baca novelnya sendiri. Saya jamin gak mengecewakan. Kita akan dapat hiburan sekaligus pengetahuan.

Dalam pemaparan tentang pemikiran pasa filosof pun, Jostein Gaarder memaparkannya dengan bahasa yang mudah di pahami. Tidak bertele-tele dan tidak juga membosankan. Kita akan di buat semakin penasaran dan melahap novel tersebut sampai habis.

Di akhir cerita terdapat secuil kata manis, “Kita juga adalah Bintang Kecil”
Kenapa kita juga bintang kecil? Nah itu adalah pertanyaan terakhir pada postingan ini. Selamat berpenasaran ria (ditimpuk pembaca).

Novel Dunia Sophie ini, cocok untuk langkah awal belajar filsafat. Walaupun banyak filosof yang di bahas. Pada kenyataannya masih banyak filosof terkemuka yang tidak turut di bahas di novel tersebut.

Terkhusus para Filosof Islam, padahal banyak sekali filsuf Islam yang masyhur, seperti Al-Kindi, Ibnu Sina, Ibnu Arabi, Ibnu Maskawaih dan sebagainya.

Oh well (meminjam kata-kata bang Syaiha), Novel ini tetep rekomendet untuk kamu yang menganggap filsafat itu suatu momok menyeramkan. Padahal ia adalah seindah-indahnya pengetahuan. Sebagaimana firman-Nya:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.“ (QS An-Nahl, 16: 125)

Maka pelajarilah hikmah/filsafat…, sekian dari saya…

Khikmah Al-Maula

14 Maret 2016.


#OneDayOnePost
Belajar Filsafat; Dunia Sophie
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.

14 komentar

Tulis komentar
avatar
14 Maret 2016 pukul 17.48

Bnyak pertanyaan, tdk ada jawaban...
Jadi penasaran...

Reply
avatar
14 Maret 2016 pukul 22.17

rasanya nilai mata kuliah filsafatku dulu berapa ya..:D

Reply
avatar
14 Maret 2016 pukul 23.25

beberapa kali direkomen buku ini, tapi blm nemunemu ..jadi kepo

Reply
avatar
15 Maret 2016 pukul 05.30

hayo berapa mba Sasmitha? :D

Reply
avatar
15 Maret 2016 pukul 07.05

Sudah pantas jadi juru iklan😀

Reply
avatar
15 Maret 2016 pukul 13.15

belajar filsafat dari novel...nyobain baca ahh...hehehr

Reply
avatar
16 Maret 2016 pukul 06.37

Filmnya juga menarik lho :)

Reply

-Terima kasih telah berkunjung di blog ini. Silahkan tinggalkan kritik, saran untuk perkembangan.