Rabu, 09 Maret 2016

Mencari Mei

Mencari Mei

Aku sarankan sebelum baca ini, baca doa dulu, terus baca Tentang April dan Juni, karena ini adalah lanjutannya. Kalau gak baca bakalan nyesel tujuh turunan. Waspadalah…waspadalah!
 ***
gambar ilustrasi: mbah google.

Ternyata disekitar rumahku ada yang bernama Mei. Sayangnya dia masih bayi. Mana mungkin aku curhat dengan bayi. Lagian namanya Agustina Mei. Berarti sudah bersama Agustus.

Pencarianku masih berlangsung. Pada saat reoni kampus. Aku berhasil menemukan Mei lagi. Secercah harapan baru muncul. Saat itu pula aku menemui April, kemudian Juni. Dan mempertemukan dengan Mei.

Reaksi Mei malah bingung. Aku belum menjelaskan bahwa Mei bertugas sebagai penghubung antara April dan Juni. Sementara reaksi April dan Juni, mereka hanya tersenyum kecut lalu melenggang pergi. Lagi-lagi aku gagal.

Sudah tiga Mei aku temukan. Dan tak satupun yang bisa mendamaikan April dan Juni. Kemana lagi aku harus mencari Mei. Aku hampir seperti orang gila. Menanyakan kepada teman-temanku apakah mereka kenal seseorang bernama Mei. Aku tidak peduli laki-laki atau perempuan. Yang penting namanya Mei.

Pencarianku terhadap Mei hampir membuatku putus asa. Sempat terbersit untuk mengubah namaku menjadi Mei. Tapi April dan Juni melarangku. Kata April nama Mei tidak pantas disandang olehku. Dan Juni menolak mentah-mentah usulanku.

Kutanyakan lagi alasan mereka tidak lagi bersahabat. Dan jawabannya masih tetap sama seperti saat kuliah. Ketidakcocokan antara hujan dan bulan. Padahal sekarang umur kami sudah 24 tahun.

Sampai suatu hari aku bertemu dengan relasi kerjaku. Kami berkenalan. Ternyata namanya Mei. Hatiku deg-degan saat nama itu meluncur dari bibirnya.

Aku tidak serta merta menceritakan tentang April dan Juni. Aku dan Mei harus menjalin relasi yang kuat dulu.
Dan aku tidak mau Mei yang ini mengiraku kurang waras. Terlalu lelah aku mencari Mei dan tak akan kusia-siakan Mei yang ini.

Aku semakin dekat dengan Mei. Sudah enam bulan sejak kami berkenalan. Tapi belum juga kuceritakan tentang April dan Juni. Aku benar-benar ingin mempersiapkan Mei yang ini agar bisa menjadi penghubung antara April dan Juni.

Semakin dekat dengan Mei. Aku merasakan kecocokan dengannya. Barangkali karena Mei yang ini hanya bernama Mei tanpa ada nama yang mendahului ataupun mengahiri.

Sepertinya Mei yang ini bisa menjadi penghubung antara April dan Juni. Kalau aku cocok, mungkin dua sahabat gadis bulanku itu juga cocok.

Setelah berpikir panjang. Mengalami pergulatan batin di hatiku. Dan melihat umurku semakin bertambah. Kuputuskan menikah dengan Mei.

Setelah berbicara dengan Mei akan keputusanku. Ternyata Mei mau menikah denganku. Kupersiapkan secepatnya akan kebutuhan pernikahan kami.

Belum pernah aku merasa bahagia seperti ini sejak April dan Juni berselisih paham. Karena aku terlalu sibuk jadi aku tidak sempat bertemu April dan Juni untuk mengabarkan pernikahanku. Hanya undangan pernikahan  yang sampai kepada mereka.

Tiba di hari pernikahanku. Aku dan Mei tersenyum bahagia di pesta pernikahan kami. Tapi ada sesuatu yang mengganjal di hatiku.

Sedari tadi aku belum melihat April dan Juni. Marahkah mereka kepadaku karena hanya mengabari lewat  undangan? Tapi tak seharusnya mereka tidak datang di hari bahagiaku.

Sampai akhir pesta. April dan Juni tidak terlihat. Mereka benar-benar tidak datang di pesta pernikahanku. Ada rasa kecewa dan marah yang mengalir di dalam hatiku.

Keesokan harinya aku mengajak Mei menemui April dan Juni. Malamnya sudah kuceritakan semuanya pada Mei. Awalnya Mei ragu. Tapi aku berhasil  meyakinkannya.

Aku mendatangi April ke rumahnya. Betapa terkejut, aku melihat Juni di rumah April. 'Apa mereka sudah berbaikan?' Batinku.

Aku dan Mei dipersilahkan duduk oleh April. Hening menyeruak di ruangan itu. Aku memberanikan diri untuk menyapa  kabar mereka. April dan Juni menjawab dengan baik. Selanjutnya kuperkenalkan Mei pada mereka.

Tidak bisa kutahan lagi rasa penasaranku untuk bertanya kenapa Kedua gadis bulan itu tidak datang di  pesta pernikahanku.

"Kenapa kalian tidak datang di pesta pernikahanku?" Tanyaku.

"Haruskah kami datang kepernikahanmu?" Jawab April.

"Maksud kamu Pril?"

"Kamu menikah dengan Mei karena kami?" Juni menimpali.

Aku diam. Bingung dengan situasi ini. Kemudian berkata, "Aku datang bersama Mei, untuk memperkenalkan Mei pada kalian sekaligus berharap Mei bisa menjadi penghubung kalian."

"Kami tidak butuh Mei, Lang," ucap April sambil terisak.

"Ini ada apa Pril? Juni, tolong jelaskan, jangan membuatku bingung," ujarku.

"Kamu mencari-cari penyebab kenapa hubungan persahabatan kami merenggang.  Kamu memikirkan itu. Tapi kamu tidak sadar. Kamulah penyebab persahabatan kami hancur," Juni menjawab, menyusul isakan April.

Aku semakin bingung dengan semua ini. Kenapa akhirnya penyebab berakhirnya persahabatan mereka adalah aku. Masalah apa lagi ini.

"Kenapa aku? Apa salahku Jun?" Tanyaku memburu.

"Gilang, aku dan April mencintaimu," Jawab Juni. Tiba-tiba kepalaku pusing. Pandanganku berkabut. Kemudian gelap.

The End…
***
Gimana kesan dan pesan kalian pemirsa?
Tulis dikomentar, fardhu ‘ain hukumya…

Mencari Mei
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.

39 komentar

Tulis komentar
avatar
9 Maret 2016 pukul 00.32

Wowww aku menjadi penyebab hubungan cinta retak, ga nyangka aku begitu jahat
Kereen

Reply
avatar
9 Maret 2016 pukul 01.01

wkwkwkwk...Gilaaang..diapain April sama Juni nya ???

Reply
avatar
9 Maret 2016 pukul 01.01

wkwkwkwk...Gilaaang..diapain April sama Juni nya ???

Reply
avatar
9 Maret 2016 pukul 01.02

Keren.. tapi jadi teringat 'Mencari Herman'nya Dee

Reply
avatar
9 Maret 2016 pukul 05.23

Ga sabar nunggu Juli *ngarep hehe. Kereen

Reply
avatar
9 Maret 2016 pukul 05.42

3 cwek satu cowk... Bagi dong satu..
Keren mba... Smpai2 nga nyadar ceritanya sdh End..

Reply
avatar
9 Maret 2016 pukul 06.44

kerenn ceritanya....coba diperpanjang lagi, ditambahin lagi konfliknya, biar cerita sigilang g ngambang (sekedar usul...hehhe)

Reply
avatar
9 Maret 2016 pukul 08.59 Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
avatar
9 Maret 2016 pukul 09.03

Wah cinta antar bulan.. sayangnya udah the end 😧 sampe desember dong mbaa

Reply
avatar
9 Maret 2016 pukul 09.31

Haha,.... padahal Juni cintanya sama Junar. Serius ini.

Reply
avatar
9 Maret 2016 pukul 10.52

Oalahh.. kisah klasik yg tetap seru untuk diulang...

Reply
avatar
9 Maret 2016 pukul 11.21

Akhirnya bisa komen juga.
Benar-benar penuh perjuangan.
#Terharu. :'v

Aku juga pusing, Net. Pusing kenapa aku tidak kamu masukkan ke dalam ceritamu? :'v

Reply
avatar
9 Maret 2016 pukul 11.24

Wkakaka. Si gilang ampe pingsan gtu.

Reply
avatar
9 Maret 2016 pukul 12.30

Kreatif idenya 👍.

Trus Net , jika april, mei, dan juni sudah menemukan cintanya, siapa yg jatuh cinta sm si Desember ini ?
Huaa... #kaburrr

Reply
avatar
9 Maret 2016 pukul 14.16

Kreatif banget ceritanya.. hehehehe

Reply
avatar
9 Maret 2016 pukul 15.27

bang Gilang jahat, aku keren...

Reply
avatar
9 Maret 2016 pukul 15.30

terinspirasi dari situ juga sih mba, hehe

Reply
avatar
9 Maret 2016 pukul 15.32

Juli pasti dateng ko' mba ^^

Reply
avatar
9 Maret 2016 pukul 15.33

oke usul akan diproses, hehe

Reply
avatar
9 Maret 2016 pukul 15.36

kalo sampe desember jadi novel dong :D

Reply
avatar
9 Maret 2016 pukul 15.40

aku juga pusing Fik, pusing kenapa nama kamu bukan Mei #nah loh :D

Reply
avatar
9 Maret 2016 pukul 15.44

Aku aja deh mba Deasy...
#salto

Reply
avatar
9 Maret 2016 pukul 18.34

Ehhhh???? Gilaaaaaanggg??? Jdi 'aku' itu Gilang???? #heboh

Reply
avatar
9 Maret 2016 pukul 18.35

Ehhhh???? Gilaaaaaanggg??? Jdi 'aku' itu Gilang???? #heboh

Reply
avatar
10 Maret 2016 pukul 05.43

Sukaa bangett sama endingnya^^

Reply
avatar
11 Maret 2016 pukul 13.55

Wah, jebakannya mantap. Aku pikir "aku" itu cewek. Ternyata.... :D

Reply
avatar
12 Maret 2016 pukul 15.23

Kalo kamu suka aku pun suka ^^

Reply
avatar
12 Maret 2016 pukul 15.25

Berarti berhasil jebakanku mba :D

Reply

-Terima kasih telah berkunjung di blog ini. Silahkan tinggalkan kritik, saran untuk perkembangan.