Selasa, 15 Maret 2016

Terang dan Gelap

Terang dan Gelap

sumber: gubuk sains

Malam dan Siang. Bukankah mereka suatu perputaran belahan bumi akan gelap dan terang. Jika salah satunya berdiam lebih lama akankah mengubah laju pasir yang tengah berdesir. Lalu bagaimana jika ternyata kau tak ubahnya bagai manusia es.

Pernahkah kau para penuntut siang. Untuk sejenak membalik antara siang dan malam. Kenapa menerima begitu saja bahwa malam hanyalah tempatmu  menggantungkan nafsu-nafsu duniamu. Sekedar mengisi baterai agar esok bateraimu terisi penuh.

Pernahkah kau sedikit menikmati pengembaraan bulan dalam mencapai fajar ke dua. Lihatlah tawaran kedamaian pada nuranimu. Dengan segala kerlip gemintang yang berformasi rasi-rasimu.

Pernahkan kau merasa meleleh karena dingin. Sensasi yang tak pernah didapatkan ketika kau menghabisi malam dengan mata tak pernah terbuka. Ketika sinar menusuk matamu dengan kejam maka kau gegas menjadi zombie.

Ada apa denganmu. Hanya sekedar rutinitas materi sajakah yang kau tuju. Semuanya sandiwara. Hidupmu terlalu manusiawi. Tanpa memikirkan mereka para sufi menari dengan kain wol yang mereka jahit sendiri.

Apa yang kau tau tentang malam? Atau tentang siang? Sekedar menyibukkan diri lalu mematikan diri. Kapan luangmu untuk sekedar menyapa keagungan malam yang belum pernah kau rasa. Bahkan tubuhmu sudah terlalu ringkih sekarang.

Tidak benar jika aku mengigatkanmu. Hatimu sudah sedingin es. Tanpa merasa belaian di dalam ruang sukmamu. Katakanlah aku jahat dan tak berperi kelembutan padamu.

Sedikitpun aku tidak mengasihimu. Jalan yang kau pilih adalah manifestasi dari pikiranmu yang terlalu kolot. Bersenang-senanglah ketika mentari indah menghangatkanmu. Tanpa kau sadari dia telah berbelok arah di suatu masa.

Jika masih terpahat kesempatan ke dua. Sebenarnya bisa kau ambil. Tapi aku tidak menganjurkan. Kau terlalu tua untuk menerimanya. Hatimu begitu lama dingin tak berpenghuni. Mereka yang terlihat indah. Hanyalah keniscayaan nafsu-nafsumu.

Kau yang merasa kuat dan muda. Setidaknya kau bisa melampaui dirimu sendiri. Jika dia bisa mengolaborasikan antara cinta dan cita. Maka seharusnya mudah bagimu untuk sedikit berbenah. Rasakan sensasi dingin di hatimu meleleh karena dingin.

Khikmah Al-Maula
15 Maret 2016

#OneDayOnePost
Terang dan Gelap
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.

15 komentar

Tulis komentar
avatar
15 Maret 2016 pukul 07.02

Siang dan malam berdampingan, lalu pendamping inet siapa ?

Reply
avatar
15 Maret 2016 pukul 10.28

Ayunda, apa kau sedang berfilsafat??😂😂😂

Reply
avatar
15 Maret 2016 pukul 11.43

Kata-katamu masuk dalam hati dan pikiranku Net.

Reply
avatar
15 Maret 2016 pukul 13.25

Siapa aja yang di mau jadi pendamping-pendampingku :D

Reply
avatar
15 Maret 2016 pukul 13.26

Aku sedang makan bakso sekarang mba Sasmitha :D

Reply
avatar
15 Maret 2016 pukul 13.27

Ih mba April so sweeet...

Reply
avatar
15 Maret 2016 pukul 14.16

Aku ingatkan padamu wahai para pemaki Malam, kau yang diam dalam murung yang dalam. Tak bisakah kau melihat ia datang dengan segala kekhidmatan, membelai jiwa-jiwa lelahmu yang telah kau lecuti dengan cemeti hasrat akan dunia.

Aku ingatkan padamu wahai para pemaki Malam, kau yang bersandar pada dendam atas kekalahan dirimu di padang benderang. Tak bisakah kau mendengar ia menyanyikan melodi-melodi indah yang menentramkan hingga belunggu-belenggu nafsu yang menjerat lehermu terlepaskan.

Aku ingatkan padamu wahai para pemaki Malam, kau yang terbaring lesu dengan sekujur tulang yang remuk setelah dihantam kenyataan. Tak bisakah kau merasa, ia datang dengan rembulan dan bintang gemintang untuk menyembuhkanmu, menyelimutimu dari terjangan kenyataan yang masih mencoba menularkan kepahitan pada lidah-lidah jiwamu.

Wahai para pemaki Malam, hentikanlah teriakanmu, biarkan tangan-tangan lembutnya memelukmu, mendinginkan kepalamu yang sekeras batu.

Wahai para pemaki Malam, baringkanlah sarang jiwamu, rebahkanlah sekujur harapanmu pada pangkuannya yang menyejukan, hingga esok kala selimutnya tak lagi bisa kau pinjam kau masih bisa merasakan kasihnya, dan kau siap berjuang lagi melawan dirimu sendiri.

(Yang punya aku kan murni Net, gak ada unsur sarkastiknya, tapi kok antitesis yang kamu buat seolah nyindir aku di paragraf-paragraf ahir, haha)

Reply
avatar
15 Maret 2016 pukul 14.32

Eh aku kan hanya mencoba berpikir radikal dan mendalam Gie, haha

Reply
avatar
15 Maret 2016 pukul 14.37

" Jika masih terpahat kesempatan ke dua. Sebenarnya bisa kau ambil. Tapi aku tidak menganjurkan. Kau terlalu tua untuk menerimanya. Hatimu begitu lama dingin tak berpenghuni. Mereka yang terlihat indah. Hanyalah keniscayaan nafsu-nafsumu "

Boleh dijelasin dikit apa interpretasi dalam paragraf itu ?

Reply
avatar
15 Maret 2016 pukul 16.17

Aku juga gak terlalu paham Gie, haha...
Aku kira kamu lebih paham dari aku.

Reply
avatar
15 Maret 2016 pukul 18.51

keren-keren bolehlah ajarin kita hehe

Reply
avatar
15 Maret 2016 pukul 22.30

harusnya aku yang diajarin Abang senior -_-

Reply

-Terima kasih telah berkunjung di blog ini. Silahkan tinggalkan kritik, saran untuk perkembangan.