Jumat, 13 Mei 2016

Blue Rose (Lemping 8)

Blue Rose (Lemping 8)


Setelah seminggu mengurung diri. Aku memutuskan untuk pergi, mencari jejak-jejak tentangku. Aku ingin tahu, orang seperti apa ayah kandungku yang tidak pernah muncul dihadapan putrinya selama 21 tahun. Tidak rindukah dia padaku? Atau dia memang tidak peduli denganku. Baginya aku hanya seonggok buah dari pesakitan. Atau diriku anak haramkah? Tidak, aku bukan anak haram, Mama bilang aku bukan anak haram. Dan bukankah tidak ada anak haram?

Seorang diri pergi ketempat yang sebelumnya tidak pernah ke sana. Mendengar nama Kota itu pun hanya sesekali. Sudah tepatkah keputusanku untuk pergi sendiri? Ini adalah keputusanku, tapi sekarang kenapa timbul rasa takut, entah apa yang kutakutkan. Seharusnya aku tidak keras kepala saat Bang Haris menawarkan dirinya untuk menemaniku. Setidaknya aku merasa terjaga dan ada teman berbicara.

Kurutukki keputusan yang membuatku menyesal ini. Tapi beribu kurutukki pun tidak akan merubah keadaan. Aku sudah duduk di dalam kereta ini. Bahkan naik kereta api pun baru sekali ini kulakukan. Oke, harusnya aku berdamai saja dengan keputusan gila ini. Menatap ke depan dan menghadapi sendiri hal-hal yang akan terjadi.

“Di sini belum ada orangnya kan?” Tanya seseorang yang membuatku menoleh malas. Aku melihatnya sekilas, lalu mengangguk pelan.

“Wow, baru kali ini aku melihat mata secantik itu,” ucap cowok berpenampilan seperti seorang pendaki.

Aku tidak menjawab, tidak berselera menanggapi keterpukauannya pada mataku. Ah, aku jadi ingat, kata Mama, Ayah kandungku bermata biru, sepertiku. Dan aku harus menemui seseorang yang bernama Pak Suparto untuk tahu keberadaan ayahku, hanya dia yang tahu. Aku sempat berpikir mungkin Pak Suparto adalah orang yang sama dengan Pak Parto, orang yang ditolong Bang Fandi ketika hampir saja terjatuh ke jurang. Tapi, jika memang iya, rasanya itu adalah keajaiban bagiku.

“Mau kemana?” Tanya cowok itu.

“Wonosobo,” Jawabku tanpa menoleh kepadanya.

“Wah, sama..., aku juga mau ke Wonosobo, untuk mendaki sih,”

“Di Gunung apa?” tanyaku mendadak antusias, memalingkan wajah dari jendela ke kursi sebelahku.

“Gunung Prau, Dieng… kenapa?” Tanyanya seraya mengendikkan bahunya.

“Aku juga mau ke sana….”

“Kebetulan sekali, kalau gitu kita bisa ke sana bersama, tapi kamu sendirian?”

“Iya, aku mau mencari seseorang.”

“Kamu mau mendaki sendirian?”

“Kamu juga sendirian.”

“Aku sama temen-temen, cuma mereka udah di Dieng. Dari pada kamu sendiri, mending gabung aja denganku, bahaya cewek mendaki sendirian.”

“Sebenarnya aku hanya mau ke Dieng, tidak mendaki.”

“Oke, kita ke Dieng bersama.”

Mungkin dari pada aku sendirian, kusetujui saja tawaran cowok asing ini. Lagian tampangnya sepertinya tidak sadis, lumayan tampang protagonis lah. Mirip Herjunot Ali, hanya saja dia lebih kuning kulitnya. Sepertinya dari gerak-geriknya juga orang baik-baik, walaupun agak usil sih. Tapi mungkin itu caranya untuk mengatasi kebekuanku.

Kereta mulai berjalan. Kupandangi jendela. Melihat pemandangan di luar. Dapatkah aku menemui Ayah kandungku? Sekarang dia di mana? Mama tidak banyak bercerita tentangnya, dia bilang Pak Suparto tahu banyak soal Ayah kandungku. Kenapa hidupku jadi serumit ini sih.

Pak Suparto adalah pamanku. Mama bilang dia memutuskan untuk tinggal di Dieng seorang diri, dia begitu misterius. Bahkan aku baru tahu, aku mempunyai Paman bernama Suparto ketika aku mau mencari Ayah. Bukannya Mama tidak mau bercerita tentang Pamanku itu, tapi dia hanya bingung bagaimana menceritakan tentangnya, sampai akhirnya waktu tepat pun berpihak.

To be Continue…

13 Mei 2016
Inet Bean

#LanjutanCerbung
#OneDayOnePost


Blue Rose (Lemping 8)
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.

3 komentar

Tulis komentar
avatar
13 Mei 2016 pukul 22.27

Mudah mudahan ketemu dengan pak suparto ya rose..

Reply
avatar
13 Mei 2016 pukul 22.37

Wah pak parto muncul
Dia di sragen net bukan di wonosobo
Wkwkwk

Reply
avatar
16 Mei 2016 pukul 08.03

Pak Parto yang pesulap itu ya mbak? ^^' #ups

Reply

-Terima kasih telah berkunjung di blog ini. Silahkan tinggalkan kritik, saran untuk perkembangan.