Selasa, 03 Mei 2016

Blue Rose (Lemping 2)

Blue Rose (Lemping 2)

pixabay.com

Yang belum baca sebelumnya, baca dulu Blue Rose

Bayangan di cermin mengcopy-paste gerakan apapun yang sedang kulakukan. Menyisir rambut coklat panjangku, memoles tipis make up wajahku, dan tentu saja tersenyum manis pada diriku sendiri. Aku rasa untuk wisuda saja tidak perlu repot-repot ke salon, jadi ya walau temen-temen mengajakku ke salon, aku pilih memoles sedikit make up saja, senatural mungkin. Lagian banyak yang bilang aku lebih cantik tanpa make up.

Lihat bayangan di kaca itu, dia putih bersih, mancung, senyum yang manis, dan kornea mata yang biru. Bukankah suatu yang cukup untuk berterimakasih pada Tuhan? Dikeluargaku hanya aku yang bermata biru. Aku sempat curiga apakah aku ini anak pungut? Tapi Mama menjelaskan, katanya dari kakek buyutnya pernah ada yang bermata biru. Bentuk wajah dan senyumku juga mirip Mama. Mungkin aku termasuk gen yang terselip-selip yang berhasil muncul ke permukaan. Entahlah.

Tentang mata biru. Aku jadi ingat mawar biru. Ingatan tiga tahun yang lalu pun menghias di kepalaku. Aku bagai terseret ke masa itu. Kenangan yang tak akan pernah terlupa dari hidupku.

Jam 2 dini hari udara semakin dingin dan carrier di pundakku berpengaruh membuatku sulit mengatur nafas. Sedangkan jalan makin terjal, aku berfikir mungkin sebaiknya turun dan kembali ke bawah. Dari pada aku tidak kuat menahan, kemungkinan terburuk adalah pingsan.

“Rose, kamu masih kuat kan?” Tanya Bang Haris, nadanya menyiratkan kekhawatiran yang mendalam.

“Masih Bang,” jawabku dengan nafas tersengal. Sebenarnya aku bohong, tubuhku serasa mau ambruk. Aku seorang yang tidak pernah olah raga tiba-tiba diajak mendaki.

“Sedikit lagi, Rose. Kamu harus kuat.” Bang Fandi menimpali.

“Iyah, Rose kuat Bang.” Masih dengan nafas tak beraturan.

“Lepas carrier kamu, Rose,” Bang Fandi memerintah.

Aku menurut, kulepaskan carrier 55 liter yang menancap di pundakku. Ajaib sekali, beban hidupku serasa berkurang 50 persen. Semangat hidupku serasa bertambah kembali. Selagi aku meregangkan otot-ototku ternyata Bang Fandi mengaitkan carrierku di dadanya. Jadi dia membawa dua carrier di pundak dan dada.

“Ayo, lanjutkan perjalanan, semangat!” Teriak Bang Fandi seraya meninjukan kepal tanggannya ke udara.

“Bang Fandi bawa dua carrier?” Ujarku memelototkan dua bola mata biruku.

“Iya, Rose. Abang gak tega lihat mukamu pucet kayak tadi,” terang Bang Fandi disertai senyuman, sejuk sekali mengalir ke hatiku.

“Eh, tapi kan carrier Bang Fandi udah besar, masa’ harus bawa dua sih, aku satu aja gak kuat. Kasihin bang Haris aja Bang.”

“Iya Fan, siniin biar aku aja yang bawa,” tawar Bang Haris.

“Udah gapapa, pendaki professional mah udah biasa gini,” ucap Bang Fandi menyombongkan diri seraya cekikikan. “Ntar gantian, sekarang aku dulu deh Har, Ayo jalan!”

Ada rasa gak enak hati pada Bang Fandi. Dia harus bawa dua carrier sekaligus. Sedangkan aku tidak membawa apa-apa. Tapi harus bagaimana lagi, aku emang gak kuat kalau harus memikul carrier lagi.
 
Kami bertiga berjalan beriringan. Bang Haris pertama, kemudian aku dan terakhir Bang Fandi. Mereka tergolong nekat sih ngajak seorang Blue Rose mendaki. Iya sih, aku pengen mendaki, tapi gak mendadak juga kali, jadinya kan belum ada persiapan fisik.

Aku baru tahu, ternyata mendaki itu seperti ini. Terasa dingin banget ketika berhenti, tapi saat berjalan alias mendaki, tidak terlalu terasa dingin. Justru peluh yang malu-malu muncul, karena malu dengan dinginnya hawa gunung.

“Break dulu!” Teriak Bang Fandi, “kalian denger sayup-sayup ada yang minta tolong gak sih?” Tanya Bang Fandi.

“Enggak Fan,” jawab Bang Haris.

“Eh, iya deh kayaknya barusan ada suara minta tolong,” ujarku dengan mimik antara penasaran dan takut.

“Ya kan Rose…” ucap Bang Fandi.

“Oh iya, aku juga denger.” Bang Haris menimpali.

“Ayo cari sumber suaranya!” Ucap Bang Fandi. Tiba-tiba bulu kudukku merinding. Mudah-mudahan suara itu pemiliknya manusia.

To be Continued...

Inet Bean
3 Mei 2016

#LanjutanCerbung

#OneDayOnePost
Blue Rose (Lemping 2)
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.

13 komentar

Tulis komentar
avatar
3 Mei 2016 pukul 05.52

Wah...ada horornya...wuduuh...serem iki...

Reply
avatar
3 Mei 2016 pukul 05.57

65 liter? Hebat... Carrier isinya apa aja tuh?

Hati2, mistis di Gunung... Hiii

Reply
avatar
3 Mei 2016 pukul 08.17

aku pengin nyusul ke gunung...

Reply
avatar
3 Mei 2016 pukul 12.49

ternyata, manusia setengah salmon, *eh

Reply
avatar
3 Mei 2016 pukul 13.39

Seru juga kalau ada horornya. Hihiii

Reply
avatar
3 Mei 2016 pukul 14.51

Suara apa niih penasaran net
Ditunggu kelanjutannya net 😀😀

Reply
avatar
3 Mei 2016 pukul 18.07

Carrier itu apa ya??

Blue rose lgi naik gunung.. Teringat ninja hatori.. He..

Reply
avatar
3 Mei 2016 pukul 18.52

Duh jangan mengulas ttg pendakian itu membuatku makin pengen...

Reply
avatar
3 Mei 2016 pukul 20.22

Para pendaki yang kuat, ayunda. hehe

Reply
avatar
Na
3 Mei 2016 pukul 21.36

Ingat mata biru jadi ingat tetanggaku. matanya berwarna Biru keabuan. tp bukan karena keturunan. gara2 ibunya minum obat untuk menggugurkan kandungan. lah kok jadi tersesat begini ceritanya.
Go..go..Blue Rose, yang rajin mendakinya yaaa..

Reply
avatar
5 Mei 2016 pukul 18.18

keren.. mendaki gunung lewati lembah.. sungai mengalir indah ke samudra..:D

Reply

-Terima kasih telah berkunjung di blog ini. Silahkan tinggalkan kritik, saran untuk perkembangan.