Senin, 02 Mei 2016

Blue Rose

Blue Rose


Begitu banyak kebencian di dunia ini
Namun masih ada cinta di dalam hati.
Walaupun sang pecinta telah mati
Dan juga kekasihnya
Kisah cinta mereka abadi”

Selesai juga baca nih novel, penutup yang lumayan indah. Aku yakin penulisnya pecinta film Bollywood sejati, sampai arti kutipan lagu India itu dijadikan ending novelnya.

Kisah cinta yang romantis haruskah berujung pada bunuh diri? Tapi yang sudah-sudah memang begitu. Ketika dua hati saling terpaut, maka mereka harus tetap bersama, hidup ataupun mati. Barangkali hal itu hanya ada pada dongeng saja, aku tidak akan mati konyol karena cinta. Cinta terlalu istimewa jika harus dikubur bersama mayat-mayat perintih.

“Heh, jangan ngalamun Neng, ntar kesambet jin baper loh,” suara seseorang yang sudah kuhafal banget mengagetkanku seraya memorak-porandakan rambutku.

“Apaan sih, emang ada gitu? Jin baper?” Tanyaku mencibir.

“Ada dong, tadi lagi bengong, hahaha…,” Balasnya dengan tertawa puas.

“Sialan, awas kamu Bang,” umpatku pada Abang semata wayang yang super duper ngeselin. Tiada hari tanpa menganiyayaku (baca: mengusiliku), dan justru itu yang membuatnya jadi Abang terbaik sekaligus terjahat (baca: terusil) seantero rumah ini.

“Hahaha… ampun nenek lampir…. Btw, tadi begongin apa hayo?” Ucap mulut ceplas-ceplosnya.

“Dih, aku tuh Putri Salju tauk. Bengongin novel ini nih….” Jelasku dengan senyum dimanis-maniskan sambil kedip-kedip.

“Jangan kayak gitu sama Abang deh, enek liatnya.” Hinanya padaku, dasar! Abang durhaka pada Adik sendiri.

“Hina aja terus adikmu yang cantik dan manis ini, Bang.” Ujarku dengan intonasi ratapan anak tiri.

“Pede banget sih kamu. Ohya, dapet salam dari Fandi, Rose….”

“Cuma salam, Bang?” Responku lirih.

“Dia juga bilang, mungkin gak bisa datang di acara wisudamu besok, maklumlah ada proyek baru yang menuntut dia menghabiskan waktunya untuk itu.” Bang Haris menjelaskan.

“Walaupun satu detik aja gak bisa?”

“Entahlah, Adek Abang jangan sedih gitu dong, kan masih ada Abang.” Hiburnya padaku.

“Terus mawar birunya?” Refleks aku bicara.

Kening Bang Haris berkerut, seolah tengah berpikir keras, “Mawar biru apa? Itu arti namamu kan? Blue Rose yang berarti mawar biru.”

“Udahlah lupakan, aku mau tidur.” Ucapku disertai melenggang pergi dari ruang keluarga.

“Maafkan aku, Rose.” Samar suara Bang Haris kudengar. Minta maaf untuk apa? Aku tidak sempat bertanya kepadanya, ego kakiku terlanjur tidak mau berhenti.

Kurebahkan tubuhku. Menatap langit-langit kamar. Terlihat dua cicak yang berkejaran, begitu bebas dan menikmati waktu, mungkinkah mereka punya beban hidup? Atau bebas, tak ada pekerjaan yang menunggunya di pagi hari, malamnya tak disibukkan sisa-sisa pekerjaan di sore hari. Akankah aku diperbudak kapitalis? Besok wisudaku, dan mungkin aku harus bekerja setelah itu, atau menikah?

Perasaan-perasaan aneh muncul di kepalaku. Mereka berjejalan menunggu antrian untuk direnungkan. Lalu giliran mawar biru ingin dipikirkan. Tapi aku harus memikirkan apa? Yang kutahu aku sangat kecewa. Harusnya dia tidak perlu memberi harapan yang berlebihan padaku jika akhirnya seperti ini. Membawaku ke bukit yang tinggi, lalu tega sekali mendorongku ke jurang tak berdasar.

Setetes butiran bening membumbung di sudut mataku. Lalu terjatuh ke bantal putih. Kenapa aku harus menangis? Besok seharusnya menjadi hari bahagiaku. Aku tidak boleh merusaknya dengan perasaan yang tidak jelas ini. Aku mengatur nafas, mendinginkan hati, menutup mata untuk mengubur rasa perih dan menggantinya dengan impian maha besarku.

To be continued…

Inet Bean
2 Mei 2016

#TantanganCerbung
#OneDayOnePost
Blue Rose
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.

19 komentar

Tulis komentar
avatar
2 Mei 2016 pukul 08.00

ini salah satu yg bikin Inet istimewa. hehehe...
semoga sukses !!

Reply
avatar
2 Mei 2016 pukul 08.01

ini salah satu yg bikin Inet istimewa. hehehe...
semoga sukses !!

Reply
avatar
2 Mei 2016 pukul 08.47

Menanti kelanjutannya ayunda

Reply
avatar
2 Mei 2016 pukul 09.17

Setuju sama abangnya. Si adik jangan alay. Hahaha

Reply
avatar
2 Mei 2016 pukul 11.26

Oke... Penasaran kelanjutannya net...

Reply
avatar
Na
2 Mei 2016 pukul 12.00

Ah..Sudahlah, Saya hanya bisa ngacungin 2 jempol. Kerennya pakai Bangeeet.

Reply
avatar
2 Mei 2016 pukul 12.34

Pecinta Bollywood ya mba?

Reply
avatar
2 Mei 2016 pukul 14.09

Keren bgt Net... you're the best dah

Reply
avatar
2 Mei 2016 pukul 14.10

Keren bgt Net... you're the best dah

Reply
avatar
2 Mei 2016 pukul 14.13

Penasaran...
Apa kira2 impian maha besar si blue rose ya...???
Ditunggu lanjutannya Mr Bean,
Eh salah, Inet Bean 😜 #Lari...

Reply
avatar
2 Mei 2016 pukul 17.12

*menebak-nebak kelanjutannya.. :)

Reply
avatar
2 Mei 2016 pukul 19.33

Rose, nama yg indah. Jadi ingat film klasik Taichi Master.

Reply
avatar
2 Mei 2016 pukul 20.41

Baru baca, idenya lho keren.., awalnya tk kira bukan cerita, hehe
Ditunggu lanjutannya..

Reply
avatar
3 Mei 2016 pukul 01.23

Makasih menyempatkan mampir ^^

Reply
avatar
3 Mei 2016 pukul 05.55

Yang pertama baru mampir nih. Blue Rose? Judulnya aja menarik...apalagi ceritanya...hehe

Reply
avatar
5 Mei 2016 pukul 18.13

namanya unik, Blue Rose. kenalin aku white Rose..#ehh..:D

Reply

-Terima kasih telah berkunjung di blog ini. Silahkan tinggalkan kritik, saran untuk perkembangan.