Kamis, 28 April 2016

Charge Semangat

Charge Semangat

gambaran amatir dengan tangan sendiri

Pernahkah merasa beban hidup ini begitu berat hingga hampir menyentuh jurang keputus asaan? Mungkin hampir sebagian besar manusia pernah merasa seperti itu. Entah ketika masih sekolah, kuliah hingga bekerja. Masalah yang dihadapi begitu kompleks dan tentunya berbeda-beda.

Bagi yang masih sekolah, mungkin cobaan terberat mereka sewaktu akan mengikuti ujian nasional. Berbagai daya dan upaya dilakukan untuk menyukseskan ujian nasional. Mulai dari jam belajar tambahan sampai menggelar doa bersama. Bahkan ada anak yang merasa tidak siap UN, dia nekat bunuh diri. Duh dek, hanya karena UN saja sampai begitunya. Maka dari itu dibutuhkan hembusan angin kasih sayang yang bermelodi spiritual untuk menanggulangi hal-hal semacam itu.

Sementara yang sudah kuliah seperti saya. Cobaan seringkali menimpa, yaitu ketika para dosen kompak menganugerahkan tugas-tugas yang belum tentu berperi kemanusiaan. Karena umumnya manusia butuh tidur normalnya tujuh jam dalam sehari. Tetapi gara-gara banyaknya tugas, jam tidur berkurang menjadi 3-4 jam saja dalam sehari. Sedangkan bagi mahasiswa semester akhir, skripsi menjadi momok tersendiri ketika ditanya sudah sampai bab berapa. Boro-boro nulis bab, judul aja belum di-ACC. Dan sebagai penyegar dahaga jiwa, dianjurkan meminum seteguk demi seteguk air kesabaran dalam memikul cobaan-cobaan itu.

Sedangkan bagi yang sudah bekerja. Cobaan tidak luput mengikuti. Misalnya ketika dimarahi atasan karena laporan kurang tepat dimatanya, padahal dikerjakan dengan menyediakan tujuh gelas kopi hitam dan merasakan panjangnya malam. Ternyata berakhir pada sebuah luapan emosi dari atasan. Mau marah segan, tidak marah membuat hati dongkol. Suasana seperti itu dapat dilumerkan dengan pancaran sinar-Nya yang senantiasa menunjukkan pada jalan yang indah

Apa yang seharusnya dilakukan agar energi negatif dapat diganti menjadi energi positif? Sabar dan Sholat. Sabar memang tidak ada batasnya, karena jika sabar ada batasnya maka tidak akan ada kata sabar. Batas-batas hanya kiasan ketika emosi yang terkumpul tidak dapat dikendalikan lagi, hingga meluap-luap. Itu terjadi karena tidak dapat memanage emosi menjadi hal yang lebih elegan.

Untuk meluapkan emosi, luapkan dengan Ibadah. Dalam rangka pencarian kita terhadap pancaran cahaya-Nya. Jika kita merasa semangat kita kian terkikis dan kemudian melemah, serta jiwa diselimuti oleh kegelapan. Maka berlindunglah di bawah naungan pancaran sinar-Nya.

Cahaya itulah yang dapat mengembalikan semangat kita. Kekuatan semangat ibarat baterai handphone. Ada kalanya kuat dan ada kalanya melemah. Jadi ketika lowbet, maka perlu dicharge kembali untuk menghidupkan handphone itu, dan dapat digunakan dengan baik seperti semula.

Khikmah Al-Maula
28 April 2016

#OneDayOnePost
Charge Semangat
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.

7 komentar

Tulis komentar
avatar
28 April 2016 pukul 08.13

sering seperti itu inet
kadang di marahi boss
ambil saja sisi positifnya dan terus memeprbaiki diri

Reply
avatar
28 April 2016 pukul 09.21

Jago gambar to km net aku mau dong digambar 😀😀
Semangat terus net semoga ilmu yang kita upayakan banyak bermanfaat 😊😊

Reply
avatar
28 April 2016 pukul 13.00

Yup... ayo dicharge semangatnya

Reply
avatar
28 April 2016 pukul 18.08

Inet gambar ilustrasinya keren.
Desainkan cerbungku donk.
Berbakat jd penulis komik jg kamu Net

Reply
avatar
28 April 2016 pukul 23.19

Sy juga mau digambar dong.. He..

Tulisan yang menginspirasi.. Mksih

Reply

-Terima kasih telah berkunjung di blog ini. Silahkan tinggalkan kritik, saran untuk perkembangan.