Selasa, 12 April 2016

Awan Jodoh

Awan Jodoh


Awan mendadak abu dari semula yang biru cerah. Membawa deretan angin yang melaju kencang. Lalu angin itu tersesat ke penjuru belahan dunia. Pernahkah berfikir bahwa angin juga bisa bermigrasi? Mereka saling bertukar tempat dari daerah panas ke daerah dingin atau pun daerah dingin ke daerah panas. Membawa pesan-pesan tersirat makhluk yang disapanya dengan lembut.

Lalu kenapa awan yang mulanya berwarna biru cerah menjadi keabuan berselimut redup? Itu tanda-tanda akan turun dewi rinai. Ya, benar. Jadi apakah itu suatu kebetulan? Alam yang kebetulan? Jika kita mutilasi kata kebetulan berawal dari kata betul dan diawali ke serta akhiran  an. Hal tersebut menandakan suatu proses yang sedang berlangsung. Proses itu adalah “betul”. Jadi makhluk apa yang namanya kebetulan? Suatu proses betul. Kebetulan dan betul, kenapa mempunyai konotasi makna yang tidak sejalan? Bukankan ini tampak menggelikan?

Oke sebelum semua ini menjadi rumit bagaikan hubungan percintaanmu dengannya yang tidak pasti tapi ingin pasti, ah yang pasti-pasti saja lah mendingan. Sepasti matahari dan bulan yang bergantian menemani terang gelap bumi. Tak peduli badai, hujan, bahkan angin puting beliung melanda. Mereka berdua tetap setia menemani walau kadang tak terlihat secara lahir.

Tulisan ini bukanlah untuk membahas tentang Kebetulan dan betul yang maknanya begitu menggelitik layaknya pintu yang berdecit karena menempel lantai dengan secara magis membuat tergelitik kuping yang mendengarnya. Melainkan tentang apa yang setiap manusia inginkan ketika beranjak dewasa. JODOH.

Siang, ketika aku melihat notif-notif handphoneku terbacalah
“Net, aku sedang di Pekalongan” pesannya, yang dalam hati aku pun bahagia. Mungkin kita bisa berjumpa setelah sekian lama hanya berinteraksi di dunia maya, kini bisa berhadapan secara nyata. Antara wujudku dan wujudnya bersandingan membicarakan hobi kami yang telah menakdirkan perkenalan diantara kami.

“Di mana? ayo kopdar” balasku disela menunggu dosen datang.
“Ini lagi di Pameran Buku,” kembali aku mendapat balasannya.
“Oke, setelah makul selesai aku ke Pameran Buku.”

Jam dua dosen belum juga datang, setelah ketua kelas mencoba menghubungi ternyata memang tidak masuk. Aku segera melenggang pergi ke Pameran Buku, tak sabar ingin berjumpa dengannya. Ingin sekali mengobrol layaknya di dunia maya tetapi kini di dunia nyata. Ah mimpikah aku?

Aku menelusuri Pameran Buku, sesekali melirik buku-buku yang melambai mesra minta di bawa pulang. Membuatku terharu, ingin rasanya memboyong mereka semua pulang ke rumahku. Tapi apa daya, aku tak punya harta untuk menebus mereka semua. Jadi kuputuskan membeli satu buku saja. Agar buku itu merasa istimewa sudah kupilih dari beribu buku yang mencoba merayuku. Namun karena dari awal sudah kupatenkan ingin membidik buku itu jadi aku tetap bersikap kompeten. Seperti seorang wanita yang akan merasa diistimewakan ketika dia didaulat menjadi wanita satu-satunya pemilik hati seorang pria. Betapa bahagianya? #stopbaper.

Setelah buku itu kugendong mesra dalam tas punggungku, aku kembali mengecek handphone. Meminta kejelasan posisinya ada dimana. Ternyata 20 menit lalu dia sudah mengonfirmasikan bahwa dia sudah beralih tempat, yaitu masjid. Karena sudah masuk waktu ashar juga dari tadi, maka kuputuskan menuju masjid untuk beribadah kemudian menemuinya.

Mataku mengitari masjid yang kebanyakan panitia Pameran Buku yang berkaos hijau. Tetapi sejak selepas shalat aku tidak menemukan sosok yang mirip dengan foto yang pernah aku lihat di dumay. Aku kembali melihat notif handphone. Benar saja, kini setelah aku di masjid, dia sudah berpindah tempat. Ke sebuah tempat makan yang bagiku itu asing. Dan bersamaan dengan itu handphoneku lowbat.

Akhirnya kuputuskan untuk pulang saja. Barangkali kita belum jodoh. Bukankah seberapa besar upaya untuk mendapatkannya, jika tidak berjodoh, tidak akan berjalan mulus? Namun sebaliknya, jika sudah berjodoh, seberapa besar halangan yang menghadang tidak akan menghalangi untuk tetap berjodoh. Bagaikan awan yang beranjak menjadi abu belum tentu turun hujan, tetapi ketika Dia menghendaki untuk hujan, maka rinai turun menjelma menjadi hujan sesuai dengan titah yang disematkan oleh-Nya.

Sebelum handphoneku lowbat aku sempat membalas pesannya.

“Mbak Heni mah giliran aku udah di masjid malah pindah lagi….” Beriringan dengan terkirimnya pesan itu maka gelap sudah menggelanyut di layar ponselku.

Khikmah Al-Maula
12 April 2016

#OneDayOnePost
Awan Jodoh
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.

11 komentar

Tulis komentar
avatar
12 April 2016 pukul 21.11

iya bener mbak.. kalo Allah gak berkehendak,, sekuat apapun maksud hati untuk berjumpa... pasti gak bakal kesampaian :') semoga tetap sabar dalam penantian hihihi ^^

Reply
avatar
12 April 2016 pukul 21.13

Keren idenya .. saya angkat tangan kl disuruh nulis dg ide beginian.

Reply
avatar
12 April 2016 pukul 21.20

Kok jadi bagus begini tulisanmu?
Bikin ngeri, eh ngiri.
Semoga bertemu jodohnya di waktu yang tepat. :D

Reply
avatar
12 April 2016 pukul 21.31

Walaaah, template baru bikin muter-muter, Net. -,-

Tulisan makin kece aja nih. Ini pasti tantangan analogi.

Ikutan kopdar dong. :D

Reply
avatar
12 April 2016 pukul 21.39

Wah... template keren, tulisannyapu. Keren. Ada analogi dengan bumbu filosofi. Sungguh inet sekali.

Reply
avatar
12 April 2016 pukul 22.37

Wahh wahh.. jdi inget pas janjian di bazar buku sama anak2 FLP. Aku datangnya terlalu cepat ataupun mereka yg terlalu lama. Wehehhe

Reply
avatar
12 April 2016 pukul 22.37

Wahh wahh.. jdi inget pas janjian di bazar buku sama anak2 FLP. Aku datangnya terlalu cepat ataupun mereka yg terlalu lama. Wehehhe

Reply
avatar
12 April 2016 pukul 23.04

Menarik! Yang namanya tulang rusuk (jodoh) memang tidak pernah tertukar, hanya kadang terpisah, sahja.. Salam :)

Reply
avatar
12 April 2016 pukul 23.09

lain kalli lagi ya kopdarnya

Reply
avatar
13 April 2016 pukul 05.41

Next time jodoh pasti bertemu...


Hampir telo aku dibuat blog inet. Mendadak ilang kolom komentarnya.

Reply

-Terima kasih telah berkunjung di blog ini. Silahkan tinggalkan kritik, saran untuk perkembangan.