Sabtu, 02 April 2016

Lucunya Negeriku

Lucunya Negeriku


Tanah air ku, engkau subur tanpa kata makmur. Sumber daya alam melimpah ruah tetapi sulit dimanfaatkan. Banyak sumber daya manusia namun minim berpendidikan. Sementara yang berpendidikan menggunakannya untuk mencopet.

Lucunya negeriku, ketika anak jalanan kini telah mengalami pergeseran makna. Jika dulu anak jalanan adalah anak yang hidup di jalanan sambil mengasong atau pun mengamen. Tampang dekil dengan pakaian compang-camping. Usia sekolah namun tak sedikit pun melirik bangku sekolah.

Kini anak jalanan adalah mereka yang punya motor gede. Kebut-kebutan dan tak jarang tawuran antar geng motor. Tampang bersih dengan pakaian necis. Bersekolah di sekolah favorit. Ajaibnya selain tawuran juga berprestasi. Tapi itu hanya fiktif belaka. Yang menjadi nyata kini anak sekolah berlomba minta dibelikan motor gede oleh orangtuanya.

Negeriku memang lucu. Ketika para komedian berdagelan tentang lambang Negara di balik layar tv. Dibayar lebih banyak daripada para pendidik yang berkutat di lembaga pendidikan. Lawakan lebih mahal dibandingkan pendidikan. Pantas saja banyak artis yang memilih tenggelam dalam arus kapitalis dan menjauhi idealis.

Negeri ini sudah terlalu lucu bahkan tanpa dilawakkan sekali pun. Ketika seorang siswa cerdas menolak memberikan contekan ujian justru dimusuhi teman-temannya. Bahkan wali murid dan guru juga ikutan bersikap sinis. Alangkah lucu akhirnya rumah siswa itu di demo karena tidak mau memberi contekan. Malang sekali pada akhirnya dia harus pindah ke tempat yang lebih menerima kejujurannya.

Lucunya negeriku, ketika seorang renta memungut tiga butir kakao. Lantas dituntut penjara lima tahun.  Kemudian para pencuri uang rakyat dengan bebas berlibur ketika di balik jeruji besi. Siapa yang ngelawak? Polisi, jaksa, hakim atau pengcara? Ternyata semuanya sudah kongkalikong berdagelan sebelum acara lawakan dimulai.

Banyak yang share seorang renta yang hidup di gubuk bersama ayam. Tanpa penerangan dan makan pun jarang. Kadang memang hal itu perlu diperlihatkan pada Negeriku agar banyak yang tahu. Mudah-mudahan yang memfoto dan dari sekian ribu yang membagikan ada yang secara real memberinya bantuan.

Negeriku lucu. Bukan karena banyaknya pelawak. Tapi memang lucu. Sadarlah, kita tidak perlu komika untuk tertawa terbahak-bahak. Karena sesungguhnya kita semua adalah pelawak. Bukankah dalam sehari kita mampu tertawa hanya karena mojok bersama gadged?

Dari pada melawak terus, mari kuajak kalian menyanyikan lagu syahdu karangan Ibu Soed yang indah nan menyejukkan serta membangkitkan rasa nasionalisme kita.

“Tanah airku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidak kan hilang dari kalbu
Tanahku yang kucintai
Engkau kuhargai

Walaupun banyak negri kujalani
Yang masyhur permai dikata orang
Tetapi kampung dan rumahku
Di sanalah kurasa senang
Tanahku tak kulupakan
Engkau kubanggakan”

Jadi, walau negeri ini lucu. Aku tetap setia dan cinta pada Negeri ini. Aku mencintai gunung-gunung indah nan permai yang pernah dan ingin kudaki. Aku mencintai laut yang bening sampai pada yang keruh. Aku mencintai kearifan lokal dari sifat ramah penghuninya. Karena aku lahir di Negeri ini dan kelak akan menyatu di bumi Negeri ini pula, Indonesiaku tercinta.

Semoga aku bisa menjadi satu diantara banyak pembawa perubahan kearah positif Negeri ini. Semampuku, jiwa dan ragaku akan kuabdikan untuk kemajuan Indonesiaku. Jayalah Negeriku. Yang katanya Negeri paru-paru dunia. Hei, kamu juga. Berkontribusi untuk kemajuan Negara yang awet berkembang ini.

Melalui postingan ini. Aku juga mau mengucapkan Dirgahayu Pekalongan yang ke 110. Kota kecil dengan seribu kearifan lokal. Semoga batik Pekalongan mampu bangkit di tengah krisis moneter ini. Tetaplah menjadi Kota Batik kebanggaan Indonesia.



"Hubbul wathon minal iman"
“Cinta tanah air adalah sebagian dari iman”

Khikmah Al-Maula
2 April 2016


#OneDayOnePost
Lucunya Negeriku
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.

10 komentar

Tulis komentar
avatar
2 April 2016 pukul 09.27

Keren net. Hahahaha negeri ini memang sebuah lelucon. Bahkan sang pemimpin negarapun menjadi bahan lelucon untuk hanya sekedar iseng. Dimanakah adab dan norma bangsa ini? Miris memang.

Reply
avatar
2 April 2016 pukul 14.29

Awal bacanya senyum2 sendiri. ternyata..negeri ini betul2 lucu meski bukan lelucon,,tapi kemudian merasa miris juga dgn kondisinya yg cacat sana sini:'(

Semoga aku bisa menjadi satu diantara banyak pembawa perubahan kearah positif Negeri ini"-Aku jg,,Smogaa yaa^^

Reply
avatar
2 April 2016 pukul 15.57

Masih relevan kah lagu "kolam susu"

Bukan lautan
hanya kolam susu
Kail dan jala
Cukup menghidupimu

Orang bilang
Tanah kita tanah surga
Tongkat kayu Dan Batu
jadi tanaman
(Nyatanya pemerintah menjual tanah Indonesia untuk membangun surganya sendiri)

Reply
avatar
2 April 2016 pukul 19.54

Lho? Pekalongan lg ulang tahun?
Dirgahayu buat Pekalongan kl gt ..
Semoga makin jaya

Reply
avatar
2 April 2016 pukul 23.50

Negeriku pejabatnya Sudah gila
Mungkin itu lebih tepatnya.

Reply
avatar
6 April 2016 pukul 10.22

Ya, mau bagaimana lagi mbk...
memiriskan #gelenggelengkepala

Reply
avatar
6 April 2016 pukul 10.24

ya, tapi gak semuanya ko' mbk...

Reply

-Terima kasih telah berkunjung di blog ini. Silahkan tinggalkan kritik, saran untuk perkembangan.