Minggu, 29 Januari 2017

ADA DI SANA (Menjadi Terbodoh)

ADA DI SANA (Menjadi Terbodoh)

https://inadwiana.wordpress.com/page/8/

Tidak ada tempat yang paling strategis untuk bersembunyi selain di cabang pohon kersen setinggi enam meter. Dalam keadaan biasa, Ia bisa menghabiskan buah berwarna merah merona itu seperti gemintang yang dilahab gugusan awan mendung. ‘Bersembunyi, kenapa aku harus bersembunyi dari keluargaku sendiri?’ ucap batinnya, lalu tertawa yang lebih terdengar seperti menyeringai.

Di titik ini, adalah suatu kematian bagi dirinya sekaligus kelahiran yang baru. Sambil menengadahkan wajahnya ke langit, ia bertekad, tidak ada yang bisa menghalanginya, dalam desahan yang panjang, ada janji yang terpahat.

“Udah kuduga kamu di sini, turun woy... dicari Zombi tuh, orangtua seluruh negeri ini juga nyari kamu!”

Bagas malas menanggapi, ia menyesali satu hal. Satu-satunya yang tahu tempat persembunyiannya adalah Danis, sepupu yang merangkap jadi sahabatnya.

“Aku gak mau ketemu Zombi lagi!” teriak Bagas.

“Biar gimana pun dia orangtuamu.”

“Zombi gak akan bisa jadi orangtua!”

“Tapi dia bukan Zombi beneran.”

“Bahkan Zombi beneran gak sekejam dia.”

“Terserah lah!”

Hening. Mereka larut dalam pikiran masing-masing. Danis terduduk di bawah pohon kersen, mata Bagas melirik ke bawah. Sementara itu bulan mulai menggeser matahari. Seperti tergesernya ego mereka kemudian.

“Aku....” ucap mereka bersamaan.

“Kamu dulu aja,” kejar Bagas.

“Kamu aja, Gas.”

Bagas turun, duduk beralaskan daun-daun kering di sebelah Danis. Ia mendesah pelan, “Maaf,” ucapnya, “Ada berita apa aja?”

Danis meninju pelan lengan Bagas, tersenyum, “Aku juga minta maaf, rencana kita berhasil, nilaimu nol, benar-benar sempurna menjadi terbodoh. Lucu sekali, anak tercerdas mendapat nilai nol di Tes Ilmuan dan semua benar-benar belomba bodoh-bodohan.” Mereka tertawa. “Jadi rencana selanjutnya?”

Bagas membayangkan, pasti sekarang Zombi sedang kalang kabut mencarinya. Zombi adalah panggilan dari dia untuk ayahnya, tentu saja itu ia lakukan di belakang ayahnya. Dia memberi gelar Zombi karena menurut Bagas, sikap ayahnya seperti Zombi, semua ekspresi dipukul rata di wajahnya. Dan alasan paling utama, ayahnya tidak berperasaan, memaksa anak didiknya menjadi zombi intelektual. Ayah Bagas adalah Presiden Tes Ilmuan Negeri dan menjabat sebagai kepala sekolah terbaik di Negeri ini.

“Kita harus pastikan nggak ada yang masuk dalam Tes itu, semuanya benar-benar bernilai bodoh. Kita harus beritahu orang tua anak-anak cerdas yang lulus seleksi dari tahun-tahun yang lalu. Mereka nggak tahu nasib anaknya gimana, mereka hanya bangga bahwa anaknya masuk Tes Ilmuan, tanpa tahu anak-anaknya dijadikan kelinci percobaan.”

“Kita manfaatkan kemarahan massa pada pemerintah? Caranya?”

“Harus ada bukti.”
***
“Hei... jangan pesimis gitu dong, biar gimana pun kamu kan jadi siswa yang mendapat nilai terbanyak di Tes Ilmuan...”

“Gimana nggak pesimis, kalau aku nantinya bakalan mati? Lagian apa yang mau dibanggakan dari mendapat nilai terbaik, diantara semua yang sengaja berusaha mendapat nilai buruk. Lebih parah lagi itu dari seluruh Negri.” Gagas mendesah, perempuan mungil yang biasanya lincah itu kini tak ubahnya kain kucel yang teronggok tak berdaya.

“Aku hanya mau hibur kamu....” Sisi menunduk. “Maaf ya, kalau saja aku ngasih tahu lebih awal....”

“Udahlah, Si...” Gagas menyunggingkan senyum. “Si... benar nggak sih semua itu? Jadi aku bakalan jadi kelinci percobaan untuk ambisi membuat manusia hidup abadi?”

“Pasti ada jalan keluar Gas, aku bakalan bantu kamu sampai titik darah penghabisan!” Sisi berorasi layaknya pahlawan kemerdekaan.

“Lebay.” Gagas menerbangkan bantal ke wajah Sisi. Dan perang bantal pun tak terelakkan.

Malam sudah terlalu malam. Mereka memejamkan mata tanpa tertidur. Menebak-nebak sesuatu yang akan terjadi ketika Gagas pergi memenuhi undangan awal dari Presiden Tes Ilmuan Negeri.


Sementara itu Presiden Tes Ilmuan Negeri memarahi semua staf, dari 29 provinsi, hanya ada satu nilai tertinggi. Itu sangat mengecewakan jika dibandingan dengan tahun-tahun sebelumnya yang tiap provinsi ada satu yang terpilih.

Inet Bean
29 Januari 2017
ADA DI SANA (Menjadi Terbodoh)
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.

-Terima kasih telah berkunjung di blog ini. Silahkan tinggalkan kritik, saran untuk perkembangan.