Senin, 23 Januari 2017

Tradisi Input KRS

Tradisi Input KRS


Seperti rindu, mager harus dibayar tuntas. Ini bukan sekadar alibi, lebih dari itu, tapi adalah upaya untuk bersikap adil terhadap keseluruhan anggota tubuh saya. Semenjak semester lima dimulai, porsi mager saya berkurang secara drastis, bisa dibilang mager itu emas, karena langka dan istimewa.

Tapi over dosis mager juga gak baik karena ada efek candu di dalamnya, oleh sebab itu saya bertekat untuk mengakhiri masa mager saya yang sudah dimulai dari hari jum’at, saat itu malemnya saya begadang, demi tradisi yang harus dilakukan setiap akan menghadapi awal semester. Demi terciptanya jadwal yang berperi kemahasiswaan dan dosen yang beradab.

Tradisi Input KRS, saya lebih setuju kalau kepanjangannya adalah Kuliah Rebutan Kelas, walaupun yang sebenarnya Kartu Rencana Studi. Konon, input KRS itu salah satu penyebab mahasiswa frustasi, merasa kalah sebelum berperang, dan fenomena-fenomena psikologis lain yang memiriskan.

Saya adalah termasuk korban dari Input KRS. Karena biasanya nama korban disamarkan, jadi sebut saja Maudy, kepanjangan dari Mauy Ayunda. Dulu, waktu input KRS pertama kali, di mana kakak-kakak senior hobi menakut-nakuti, entah dengan bilang harus nunggu jam dua belas malam, sinyal yang secara misterius mendadak hilang, hingga SIKADU (Sistim Informasi Akademik Terpadu) yang enggak bisa dibuka.

Ndilalah, laptop saya mendadak mati di jam dua belas malam. Hape saya belum berstandar bisa untuk buka sikadu. Tekanan batin-tekanan batin deh saya. Beneran deh saya nangis, gegara ditakut-takuti kakak tingkat, gak kebagian kelas. Untungnya, ada temen yang berbaik hati mau nginputin KRS saya. Walaupun jadwalnya jadi sejadi-jadinya deh, asal dapet kelas.

Kalau di semester tiga, saya udah agak beruntung nih. Berbekal kegagalan semester dua. Saya menyiasatinya dengan bagadang bareng-bareng di rumah temen. Selain itu saya juga udah punya notebook sendiri, gak pake laptopnya kakak yang error itu, terus hape saya juga udah agak bisa lah buat buka SIKADU.

Dan tahukah? Apa gerangan yang terjadi di jam dua belas malam? Ternyata Input KRS belum dikeluarkan! Dan saya pun tersadar satu hal saat itu, bukan hanya cowok yang bisa PHP, SIKADU juga! SIKADU enggak tahu, bahwa kami mahasiswa dengan prodi tebanyak diminati di fakultas pendidikan, udah seperti zombie yang maniak terhadap SIKADU. Mata kami enggak sedetikpun teralihkan dari SIKADU sebelum Input KRS dibuka.

Setidaknya itu berakhir happy ending bagiku, karena perjuanganku menjadi zombie enggak sia-sia. Jadwal yang udah kerancang berujung pada kesesuaian.

Tibalah input KRS untuk semester empat, masih seperti di atas, kumpul bareng temen. Tapi kali ini lancar, jam dua belas udah bisa di input. Hanya saja terkendala seperti yang sudah-sudah. Loading lamaaaaa banget. Udah gitu hujan deras, sinyal ilang-ilang. Dan saya pasrah menunggu LOLA yang begitu keterlaluan.

Nah kalau di semester lima, SIKADU agak manusiawi. Karena input KRS jamnya ditentuin jam setengah tujuh. Walaupun jam enam ternyata udah dibuka sih. Yang jadi masalah kali ini adalah, saya dilema, karena ditawari kerja jadi guru TK. Bagaimanapun kalau bukan rejeki mah gak bakal dapet. Yaudah deh, mending saya fokus kuliah aja.

Di semester enam, yakni di jum’at tanggal 19 kemarin, SIKADU kembali bereksperimen pada jam penerbitan input KRS, yaitu jam setengah lima. Kita pun dibuat dilema, antara sholat shubuh dulu atau input KRS dulu, atau sholat shubuh sambil input KRS.

Kalau temen-temen saya menyiasatinya dengan jam empat sudah bermekena sambil ancang-ancang mau sholat, begitu adzan go... langsung sholat. Lagi-lagi kendalanya loading yang lemot sih.

Tapi setidaknya saya sukseslah untuk input kali ini. Nih saya kasih tips cara agar input sukses.

Pertama, pastikan kuota internet aman. Kalau perlu sedia dua kartu sekaligus, mengantisipasi kendala cuaca yang kadang menelan sinyal habis-habisan. Kedua, dari satu atau setengah jam udah stay di input KRS. Ketiga, buka semua browser, dari mulai Chrome, Mozilla, Opera, stay semua di SIKADU, kalau perlu hape androit yang punya dua biji, gunakan semua deh.

Nah kalau input KRS udah buka, satu browser buat ambil satu makul, selesai deh tuh dalam satu klik. Tentunya keerroran dan keberuntungan berlaku di sini.

Saya bakalan kangen input gak ya? yang buat hati saya dag-dig-dug, ah inikah yang namanya cinta? Semester depan saya udah gak perlu lagi rebutan kelas. Materi saya sudah selesai. Tinggal PPL, KKN dan Skripsweet. Doakan ya, semoga lancar semuanya. Aamiin.




Inet Bean
23 Januari 2017
#Catatanakhirkuliah.
Tradisi Input KRS
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.

2 komentar

Tulis komentar
avatar
23 Januari 2017 pukul 14.10

Hhee... Ribet bgt sih, semangaaaat inet.

Reply
avatar
26 Januari 2017 pukul 10.43

Kenyataannya lebih ribet mbak Ciani... :D

Reply

-Terima kasih telah berkunjung di blog ini. Silahkan tinggalkan kritik, saran untuk perkembangan.