Lucunya Negeriku
Celoteh
Tanah air ku, engkau subur tanpa kata makmur. Sumber daya
alam melimpah ruah tetapi sulit dimanfaatkan. Banyak sumber daya manusia namun
minim berpendidikan. Sementara yang berpendidikan menggunakannya untuk
mencopet.
Lucunya negeriku, ketika anak jalanan kini telah mengalami
pergeseran makna. Jika dulu anak jalanan adalah anak yang hidup di jalanan
sambil mengasong atau pun mengamen. Tampang dekil dengan pakaian
compang-camping. Usia sekolah namun tak sedikit pun melirik bangku sekolah.
Kini anak jalanan adalah mereka yang punya motor gede.
Kebut-kebutan dan tak jarang tawuran antar geng motor. Tampang bersih dengan
pakaian necis. Bersekolah di sekolah favorit. Ajaibnya selain tawuran juga
berprestasi. Tapi itu hanya fiktif belaka. Yang menjadi nyata kini anak sekolah
berlomba minta dibelikan motor gede oleh orangtuanya.
Negeriku memang lucu. Ketika para komedian berdagelan
tentang lambang Negara di balik layar tv. Dibayar lebih banyak daripada para pendidik
yang berkutat di lembaga pendidikan. Lawakan lebih mahal dibandingkan pendidikan.
Pantas saja banyak artis yang memilih tenggelam dalam arus kapitalis dan menjauhi idealis.
Negeri ini sudah terlalu lucu bahkan tanpa dilawakkan sekali
pun. Ketika seorang siswa cerdas menolak memberikan contekan ujian justru
dimusuhi teman-temannya. Bahkan wali murid dan guru juga ikutan bersikap sinis.
Alangkah lucu akhirnya rumah siswa itu di demo karena tidak mau memberi contekan.
Malang sekali pada akhirnya dia harus pindah ke tempat yang lebih menerima kejujurannya.
Lucunya negeriku, ketika seorang renta memungut tiga butir
kakao. Lantas dituntut penjara lima tahun. Kemudian para pencuri uang rakyat dengan bebas
berlibur ketika di balik jeruji besi. Siapa yang ngelawak? Polisi, jaksa, hakim
atau pengcara? Ternyata semuanya sudah kongkalikong berdagelan sebelum acara
lawakan dimulai.
Banyak yang share seorang renta yang hidup di gubuk bersama
ayam. Tanpa penerangan dan makan pun jarang. Kadang memang hal itu perlu
diperlihatkan pada Negeriku agar banyak yang tahu. Mudah-mudahan yang memfoto
dan dari sekian ribu yang membagikan ada yang secara real memberinya bantuan.
Negeriku lucu. Bukan karena banyaknya pelawak. Tapi memang
lucu. Sadarlah, kita tidak perlu komika untuk tertawa terbahak-bahak. Karena
sesungguhnya kita semua adalah pelawak. Bukankah dalam sehari kita mampu
tertawa hanya karena mojok bersama gadged?
Dari pada melawak terus, mari kuajak kalian menyanyikan lagu
syahdu karangan Ibu Soed yang indah nan menyejukkan serta membangkitkan rasa
nasionalisme kita.
“Tanah airku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidak kan hilang dari kalbu
Tanahku yang kucintai
Engkau kuhargai
Walaupun banyak negri kujalani
Yang masyhur permai dikata orang
Tetapi kampung dan rumahku
Di sanalah kurasa senang
Tanahku tak kulupakan
Engkau kubanggakan”
Jadi, walau negeri ini lucu. Aku tetap setia dan cinta pada
Negeri ini. Aku mencintai gunung-gunung indah nan permai yang pernah dan ingin
kudaki. Aku mencintai laut yang bening sampai pada yang keruh. Aku mencintai
kearifan lokal dari sifat ramah penghuninya. Karena aku lahir di Negeri ini dan
kelak akan menyatu di bumi Negeri ini pula, Indonesiaku tercinta.
Semoga aku bisa menjadi satu diantara banyak pembawa
perubahan kearah positif Negeri ini. Semampuku, jiwa dan ragaku akan kuabdikan
untuk kemajuan Indonesiaku. Jayalah Negeriku. Yang katanya Negeri paru-paru
dunia. Hei, kamu juga. Berkontribusi untuk kemajuan Negara yang awet berkembang
ini.
Melalui postingan ini. Aku juga mau mengucapkan Dirgahayu
Pekalongan yang ke 110. Kota kecil dengan seribu kearifan lokal. Semoga batik
Pekalongan mampu bangkit di tengah krisis moneter ini. Tetaplah menjadi Kota
Batik kebanggaan Indonesia.
"Hubbul wathon minal iman"
“Cinta tanah air adalah sebagian dari iman”
Khikmah Al-Maula
2 April 2016
#OneDayOnePost
10 komentar
Tulis komentarKeren net. Hahahaha negeri ini memang sebuah lelucon. Bahkan sang pemimpin negarapun menjadi bahan lelucon untuk hanya sekedar iseng. Dimanakah adab dan norma bangsa ini? Miris memang.
ReplyAwal bacanya senyum2 sendiri. ternyata..negeri ini betul2 lucu meski bukan lelucon,,tapi kemudian merasa miris juga dgn kondisinya yg cacat sana sini:'(
ReplySemoga aku bisa menjadi satu diantara banyak pembawa perubahan kearah positif Negeri ini"-Aku jg,,Smogaa yaa^^
Masih relevan kah lagu "kolam susu"
ReplyBukan lautan
hanya kolam susu
Kail dan jala
Cukup menghidupimu
Orang bilang
Tanah kita tanah surga
Tongkat kayu Dan Batu
jadi tanaman
(Nyatanya pemerintah menjual tanah Indonesia untuk membangun surganya sendiri)
Lho? Pekalongan lg ulang tahun?
ReplyDirgahayu buat Pekalongan kl gt ..
Semoga makin jaya
Negeriku pejabatnya Sudah gila
ReplyMungkin itu lebih tepatnya.
Ya, mau bagaimana lagi mbk...
Replymemiriskan #gelenggelengkepala
iya, Aamiin ^^
Replytak patut tak patut...
Replyiya mas Heru
ReplyAamiin ^^
ya, tapi gak semuanya ko' mbk...
Reply-Terima kasih telah berkunjung di blog ini. Silahkan tinggalkan kritik, saran untuk perkembangan.